Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Kendala Bahasa dalam Dunia Farmasi di Indonesia

kendala bahasa
Sumber Gambar: https://mojok.co/terminal/apoteker-di-jogja-menderita-kalau-nggak-bisa-bahasa-inggris/
banner 120x600
banner 468x60

BAHASA sangat penting dalam industri farmasi. Bahasa menentukan seberapa mudah informasi penting tentang obat dipahami dan digunakan secara tepat oleh tenaga medis, apoteker, dokter, dan pasien.

Dalam bidang farmasi di Indonesia, penggunaan bahasa, terutama Bahasa Indonesia, menghadapi berbagai masalah yang dapat memengaruhi pelayanan kesehatan dan keamanan pasien.

Iklan ×

Masalah itu terutama dalam terminologi farmasi, dominasi istilah asing, terutama dari bahasa Inggris dan Latin, merupakan hambatan utama.

kendala bahasa
Sumber Gambar: https://mojok.co/terminal/apoteker-di-jogja-menderita-kalau-nggak-bisa-bahasa-inggris/

Ketika pasien perlu memahami resep, dosis, atau instruksi penggunaan obat yang diberikan oleh dokter atau apoteker, hal ini menjadi masalah.

Istilah-istilah farmasi sebagian besar teknis dan sulit dipahami oleh masyarakat awam.

Sebagai contoh, tenaga profesional sering menggunakan istilah farmasi seperti analgesik, antipiretik, atau antiemetik. Kebanyakan orang tidak memahami artinya.

Meskipun ada upaya yang dilakukan untuk menerjemahkan istilah-istilah tersebut ke dalam Bahasa Indonesia, banyak yang tidak familiar atau bingung, sehingga pasien seringkali tidak benar-benar memahami fungsi atau cara kerja obat yang mereka ambil.

Selain istilah teknis, ada masalah lain terkait dengan bahasa medis yang rumit yang digunakan dalam komunikasi tertulis dan lisan antara pasien dan tenaga kesehatan.

Seorang apoteker mungkin memberi tahu pasien tentang cara minum obat dengan benar, tetapi mereka mungkin menggunakan bahasa yang tidak ramah atau terlalu teknis bagi pasien yang tidak tahu banyak tentang medis.

Hal ini dapat terjadi karena pasien salah memahami petunjuk, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam penggunaan obat, overdosis, atau efek samping yang tidak diinginkan.

Baca Juga  Keynote Speech Kepala BPOM dr. Taruna Ikrar: Meningkatkan Peran Apoteker dalam Sistem Kesehatan Nasional dan Global

Untuk memastikan pasien mendapatkan informasi yang benar, komunikasi yang jelas dan efektif sangat penting.

Baik apoteker maupun pasien seringkali bingung tentang penggunaan bahasa Latin atau singkatan medis saat menulis resep.

Penggunaan singkatan seperti “t.i.d.”, yang berarti “tiga kali sehari”, atau “q.d.”, yang berarti “sekali sehari”, adalah contoh penggunaan bahasa yang lebih sulit dipahami oleh masyarakat awam.

Singkatan ini banyak digunakan oleh dokter dan apoteker, namun ada kemungkinan tafsiran yang salah atau tidak jelas.

Selain itu, ada kekurangan literatur farmasi dalam bahasa Indonesia.

Banyak buku teks, jurnal, dan referensi penting yang digunakan dalam pendidikan farmasi dan praktik sehari-hari tersedia dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.

Hal ini membuat tenaga farmasi yang tidak fasih dalam bahasa asing kesulitan mendapatkan literatur terbaru, yang dapat menghambat pemahaman mereka tentang farmakologi dan kemajuan terbaru dalam industri.

Padahal, mendapatkan pendidikan farmasi yang baik dan mendapatkan akses ke literatur terbaru sangat penting untuk menjaga kompetensi dan perkembangan tenaga farmasi di Indonesia.

Selain itu, tenaga farmasi menghadapi kendala bahasa saat menjelaskan kepada pasien tentang obat yang mereka gunakan, potensi interaksi dengan obat lain, dan peringatan atau efek samping yang mungkin muncul.

Baca Juga  10 Pertanyaan yang Bisa Diajukan Kepada Apoteker Ketika Membeli Obat

Apoteker sering menghadapi masalah menyederhanakan penjelasan obat tanpa mengurangi akurasi informasi.

Misalnya, apoteker sering kali harus menggunakan bahasa yang sangat spesifik ketika berbicara tentang bagaimana obat berinteraksi dengan makanan atau kondisi medis tertentu.

Bila pasien tidak memahami Bahasa yang digunakan dengan baik, sangat mungkin akan menimbulkan masalah lebih lanjut.

Semua informasi tentang obat yang beredar, termasuk label dan kemasan, harus ditulis dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan peraturan di Indonesia.

Meskipun sudah diterjemahkan, pasien masih kesulitan memahami banyak istilah.

Label obat sering menggunakan istilah ilmiah,  meskipun ditulis dalam Bahasa Indonesia, tidak selalu memberikan penjelasan yang jelas tentang fungsi obat.

Sebaliknya, orang Indonesia biasa mendapatkan informasi tentang kesehatan melalui media sosial atau internet, yang kadang-kadang menggunakan bahasa yang tidak jelas atau istilah yang tidak sesuai.

Hal ini menyebabkan kebingungan menjadi lebih buruk karena pasien sering mendapatkan informasi yang salah atau tidak akurat.

Selain itu, pertumbuhan industri farmasi lokal dipengaruhi oleh masalah bahasa.

Sebagian besar riset dan pengembangan obat di Indonesia masih bergantung pada literatur asing, terutama yang ditulis dalam bahasa Inggris.

Kekurangan literatur lokal membatasi peluang inovasi dan perkembangan ilmu farmasi di dalam negeri.

Untuk memajukan industri farmasi lokal, diperlukan dorongan yang lebih besar untuk membuat literatur, penelitian, dan instruksi dalam bahasa Indonesia.

Ini akan membuat pengetahuan ini dapat diakses oleh lebih banyak tenaga ahli lokal daripada hanya mereka yang menguasai bahasa asing.

Baca Juga  Kerjasama IAI dengan Perguruan Tinggi Farmasi: Meningkatkan Kualitas Apoteker Indonesia

Mengembangkan standar bahasa farmasi yang lebih mudah dipahami tanpa mengurangi pentingnya informasi medis merupakan langkah penting yang dapat diambil.

Pemerintah dan organisasi profesi farmasi dapat bekerja sama untuk memfasilitasi pelatihan komunikasi yang efektif bagi tenaga kesehatan, terutama dalam hal penjelasan yang lebih sederhana tetapi tetap akurat.

Selain itu, sangat penting untuk mendistribusikan literatur farmasi dalam Bahasa Indonesia.

Ini dapat dicapai melalui penerjemahan buku teks dan pengembangan riset farmasi lokal yang dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia.

Memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses ke data juga merupakan langkah penting.

Misalnya, aplikasi berbasis ponsel yang dapat memberikan penjelasan sederhana tentang obat-obatan, efek samping, dan instruksi penggunaan dalam Bahasa Indonesia dapat membantu orang lebih memahami apa yang mereka ambil.

Pada akhirnya, bahasa yang digunakan dalam industri farmasi tidak boleh dianggap sepele.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien, kendala bahasa harus segera diatasi.

Ini tidak hanya perlu menyederhanakan istilah, tetapi juga memastikan bahwa informasi yang diberikan dapat diakses, dipahami, dan digunakan dengan benar oleh semua pihak, baik tenaga kesehatan maupun pasien.

Akibatnya, kualitas layanan farmasi di Indonesia dapat terus meningkat seiring dengan pemahaman yang lebih baik tentang obat-obatan dan kesehatan.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90