WAJAH sumringah dengan senyuman manis tak terlupakan terlukis di wajah-wajah perempuan dan laki-laki yang bersolek indah memakai jas putih tulang dengan rapi.
Saling menyapa satu dengan yang lainnya sebelum acara sakral dimulai. Ada kebahagiaan yang terukir setelah setahun berjuang untuk lulus.
Ada pula keharuan yang mendalam sebab diri ini bisa membuktikan mampu melewati segala halang-rintang dan berbagai ujian sebelum resmi dinyatakan lulus dan akan disumpah.
Senyuman ayah dan ibu yang menjadi penyemangat untuk melalui berbagai masalah yang dihadapi. Kini, senyuman itu terpatri dengan kalimat tak langsung. Aku bangga denganmu nak. Tak terucapkan, cukup senyuman memberikan jawaban.
Suasana singkat ketika hendak dilaksanakan sumpah apoteker. Para calon apoteker bersiap-siap disumpah dan pihak keluarga baik itu ayah, ibu, ataupun saudara kandung dengan khusyu’ turut menyaksikan dengan hati yang berbahagia.
Seusai acara inti berlangsung. Seorang apoteker baru bertutur, “Kemana aku berpraktik setelah disumpah?”
Apoteker baru, berpraktiklah. Berbagai sarana kefarmasian terbuka luas menyambut kedatangan apoteker baru yang mau berpraktik.
Jika belum bisa menjangkau sarana kefarmasian milik pemerintah baik itu puskesmas, klinik, rumah sakit, apotek, instalasi farmasi kota/kabupaten ataupun sarana lainnya, tak masalah.
Carilah sarana non-pemerintah yang memberikan wadah untuk apoteker baru agar berpraktik. Rumah sakit swasta, klinik swasta, apotek swasta, PBF swasta, dan lainnya masih bisa dijadikan tempat untuk praktik.
Jangan terlena dengan perkotaan yang sudah membludak jumlah apoteker dan apotek yang ada. Pulanglah ke daerah masing-masing. Lapangan pekerjaan di apotek-apotek daerah masih sangat minim. Dirikanlah apotek atau bekerja sama dengan pemilik sarana apotek agar bisa berpraktik.
Jangan bingung untuk menentukan arah ketika usai sumpah apoteker. Jangan pula memaksakan diri untuk tetap berada di perkotaan. Jika memang ada peluang besar harus ke daerah-daerah, pergilah dan datangilah daerah yang masih membutuhkan apoteker.
Kehadiran apoteker sangat diharapkan oleh masyarakat. Bahkan, keberadaan apoteker pun menjadi penanda adanya manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat dengan apoteker berpraktik.
Bangun dan pandanglah secara luas, daerah masing-masing. Kabupaten atau daerah mana yang masih minim apoteker. Sembari menunggu pendaftaran pengawai pemerintahan, berpraktiklah dimana pun itu agar semakin bertambah pengalaman dan keahlian dalam berpraktik kefarmasian.
Apoteker masa kini tampil dengan berpraktik dan berjumpa langsung dengan pasien. Di sarana kefarmasian apapun, apoteker harus berpraktik. Masih banyak pula, daerah-daerah yang kekurangan apoteker. Peluang apoteker itu ada di daerah-daerah, ambillah kesempatan emas ini agar tidak disia-siakan.
Kemana Aku berpraktik setelah disumpah? Pertanyaan ini akan terjawab sendiri, ketika apoteker mau keluar dari zona nyaman dan bergerak memberikan solusi atas ketiadaan apoteker di suatu daerah.
Hampir semua daerah-daerah di Indonesia memiliki apoteker, tapi dalam kondisi yang minim. Ikut andillah dalam memperbanyak dan menyebarluaskan diri apoteker agar semakin dirasakan faedah apoteker di tengah-tengah masyarakat. Berpraktiklah agar manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.***