
JAKARTA, IAINews – Mengusung topik Inclusivity in Pharmacy Communities Make Exquisite, IYPG PP IAI baru saja mengadakan Online Soft Skill Training Series 2 pada hari Minggu, 2 Juli 2023.
Soft Skill Training merupakan salah satu program kerja Divisi Kompetensi IYPG PP IAI periode 2022-2024.
Pada series kedua ini, kegiatan ditujukan untuk meningkatkan skill dan kompetensi apoteker dalam menghadapi tantangan yang dihadapi di rumah sakit serta merangkul beragam inklusivitas.
Hal ini dilakukan agar semua pasien mendapatkan hak pelayanan kesehatan dan kefarmasian yang sama tanpa terkecuali bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Kegiatan ini diikuti oleh 222 peserta yang terdiri dari apoteker, tenaga teknis kefarmasian, mahasiswa farmasi, dan umum.
Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Ketua IYPG PP IAI 2022-2024, apt. I Made Bayu Anggriawan, S.Farm.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan awareness apoteker muda dalam meningkatkan upaya inklusivitas dalam praktik kefarmasian.
Hal ini sesuai dengan visi dari kepengurusan IYPG PP IAI kali ini yaitu: to Spread the Inclusivity.
Terdapat dua sesi kegiatan yaitu webinar dan talkshow. Topik sesi webinar membahas tentang Inclusivity and Challenge in Hospital Pharmacy yang disampaikan oleh narasumber apt. Ayuningtyas Galuh Purwandityo, M. Clin Pharm.
‘’Tantangan dalam praktik selalu kita temui, termasuk saat kita berpraktik di rumah sakit,’’ ungkap Ayuningtyas Galuh Purwandityo, yang akrab disapa apt Tyas.
Menurut apt Tyas, sumber tantangan bisa berasal dari berbagai macam hal, contohnya dari barrier komunikasi, skill gap, pelayanan kefarmasian, sistem manajerial, hingga sumber daya manusia.
“Kita perlu meningkatkan kompetensi diri dan melatih cara berkomunikasi,’’ lanjut apt Tyas.
‘’Pastikan langkah yang kita ambil berfokus pada pencapaian terapi pasien yang efektif dan untuk menekan medication error” ujar apt. Tyas seorang Kepala Instalasi Farmasi di sebuah rumah sakit, sekaligus Kepala Divisi Kompetensi IYPG PP IAI 2022-2024 ini.
Sesi kedua dilanjutkan dengan talkshow bersama Satya Permana, S.Ked., seorang dokter muda, Teman Dengar yang mampu berbahasa isyarat dan Hasna Mufidah, S.Sn., seorang seniman dan Teman Tuli.
Topik pada sesi ini adalah Deaf Talk: We Listen through Your Sign.
Kedua narasumber saling membagikan pengalamannya masing-masing, khususnya tentang pelayanan kesehatan pada pasien tuli.
“Kalau kita bertemu dengan pasien tuli, jangan panik. Tetap tenang dan coba kenali mereka,’’ tutur Satya Permana.
‘’Sebagai tenaga kesehatan, komunikasi yang efektif perlu dilakukan agar pasien tuli juga mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal”, pesan Satya Permana.
Hasna Mufidah juga menambahkan bahwa saat pasien tuli berobat, mereka sangat butuh akses visual yang memadai.
Hal ini diperlukan agar pasien tuli mudah memahami informasi dari tenaga kesehatan.
Selain itu, ia juga berharap kedepannya pasien tuli bisa lebih mendapatkan hak yang setara dengan pasien dengar dalam menerima pelayanan kesehatan.
Sesi talkshow ditutup dengan praktik mempelajari Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang diajarkan langsung oleh Hasna Mufidah dan diikuti oleh seluruh peserta.
Para peserta tampak antusias mempelajari bahasa isyarat yang diajarkan, seperti alfabet, ucapan salam, dan istilah-istilah medis.
Kegiatan Soft Skill Training dari IYPG PP IAI ini hadir dalam bentuk series dan nantinya akan ada pelatihan lanjutan dengan topik lainnya.
Apoteker muda dapat mengikuti media sosial IYPG PP IAI untuk mengetahui informasi terbaru tentang kegiatan ini.(apt Mahfira Leily Sylraini)***