ADALAH zat Endorphin, senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang dan memiliki kekebalan tubuh. Endorphin diproduksi oleh kelenjar pituitary pada tubuh ketika seseorang merasa bahagia dan pada saat tubuh istirahat dengan cukup.
Endorphin mampu menimbulkan perasaan senang dan nyaman hingga membuat seseorang berenergi. Selain mencegah memburuknya emosi, bahagia juga merangsang timbulnya zat imunitas, perasaan akan lebih rileks, dan tentunya akan lebih mudah mengontrol diri kita dari amarah sekaligus berpikir positif dengan mengutamakan kesabaran.
Dengan zat tersebut, kita dapat merasakan rileks, dan semua penyakit hati yang berhubungan dengan tekanan pada perasaan kita seperti marah, sedih dan depresi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Efek lain hormon Endorphin adalah meningkatkan dilatasi atau pengembangan pembuluh darah sehingga aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lancar, tekanan darah dan kerja jantung menjadi normal.
Endorphin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan, seperti pernapasan yang dalam, relaksasi, meditasi, dan terutama adalah memperbaiki hubungan dengan lingkungan sosial. Bahasa tubuh yang baik, senyuman dan perkataan baik dapat berpengaruh langsung dalam merangsang otak, sehingga memacu keluarnya hormon endorphin.
Maka tidak mengherankan jika ada hasil riset yang menyebutkan bahwa dua indikator utama kesehatan adalah frekuensi silaturrahim dengan sanak saudara dan kehadiran dalam pertemuan-pertemuan.
Setiap perjumpaan positif antarmanusia dapat menurunkan kadar hormon pemicu stress epinefrin/norepinefrin dan kortisol dalam darah.
Sebaliknya, hormon yang memperkuat rasa saling percaya dan ikatan emosi, oksitosin dan vasopresin justru meningkat.
Ilmuwan juga menduga bahwa silaturahim memicu dua neurotransmiter penting, yaitu dopamin yang meningkatkan daya konsentrasi dan rasa bahagia, serta serotonin yang mengurangi ketakutan dan kecemasan.
Endorphin disebut juga sebagai hormon kebahagiaan. Semakin banyak hormon ini diproduksi dalam tubuh, seseorang semakin merasakan bahagia.
Perasaan bahagia juga meningkatkan daya tahan tubuh menjadi optimal sehingga mampu menghadapi berbagai jenis penyakit dengan baik. Hal ini tentu saja menjadikan tubuh seseorang lebih sehat, dan orang yang sehat berpeluang memiliki umur yang lebih panjang.
Jangan Lupa Bahagia
Ketidaknyamanan, kekhawatiran dan ketakutan adalah stressor penyebab utama gangguan jiwa yang dapat berkembang menjadi gangguan fisik atau biasa disebut dengan psikosomatik.
Saat ini, penyakit-penyakit organik atau fisik yang berawal dari gangguan jiwa semakin banyak. Kemarahan (yang biasanya juga diikuti dengan bahasa tubuh tidak baik, seperti caci maki dan umpatan), kekhawatiran, dan ketakutan, dapat merangsang sekresi atau keluarnya hormon adrenalin dan noradrenalin dalam sirkulasi tubuh.
Apabila hormon-hormon tersebut di dalam tubuh terdapat dalam jumlah yang besar, maka akan bersifat seperti racun sehingga menyebabkan pembuluh-pembuluh darah menyempit dan detak jantung meningkat.
Penyempitan pembuluh darah mengakibatkan aliran darah tidak lancar dan distribusi oksigen serta sari-sari makanan terhambat.
Untuk melancarkan pembuluh darah agar suplai oksigen dan sari makanan tetap mencukupi, maka jantung harus bekerja lebih kuat dan tekanan darah menjadi lebih tinggi.
Bersyukurlah kita terhadap ke Maha Kuasa-an Allah Sang Pencipta, bahwa sejatinya dalam tubuh setiap insan, terdapat penawar depresi yang sangat manjur, sekaligus sebagai zat penghilang rasa sakit yang terbaik. Kuncinya hanya satu, yakni ‘jangan lupa bahagia’.***