Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

FKIK UNJA Gelar Pelatihan Fasilitator IPE untuk Perkuat Triad Identity Mahasiswa

Gambar Refleksi Diri IPE untuk pembentukan Triad Identity.
banner 120x600
banner 468x60

JAMBI, IAINews – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi (UNJA) menggelar Pelatihan Fasilitator Interprofessional Education (IPE) dalam Penggunaan Kuesioner RESPECT untuk Penilaian Kemampuan Refleksi Interprofesional pada Jumat, 12 September 2025

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid di FKIK UNJA dan platform daring ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai oleh PNBP FKIK UNJA tahun 2025.

Iklan ×
Gambar Refleksi Diri IPE untuk pembentukan Triad Identity.

Pelatihan menghadirkan narasumber Dr. dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked. dengan moderator sekaligus ketua panitia Dr. dr. Amelia Dwi Fitri, M.Med.Ed. Acara diikuti sekitar 28 dosen dari berbagai program studi, termasuk Kedokteran, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Psikologi, dan Farmasi

Menurut dr. Amelia, penerapan IPE dalam kurikulum tahap akademik merupakan langkah strategis untuk membangun Triad Identity mahasiswa. Identitas ini mencakup aspek personal, profesional, dan interprofesional sehingga lulusan dapat berkolaborasi efektif dalam layanan kesehatan yang berpusat pada masyarakat.

Baca Juga  Lulusan S1 Farmasi Wajib Tahu: UNJA Buka Penerimaan Apoteker Angkatan II Tahun 2025

“IPE membantu mahasiswa memahami peran dirinya, profesinya, serta profesi lain. Dari sinilah akan terbentuk kolaborasi yang saling menghargai demi pelayanan kesehatan yang lebih baik,” ungkapnya.

Dalam pelatihan ini, peserta diperkenalkan pada konsep refleksi interprofesional sebagai salah satu kunci pembentukan Triad Identity. Refleksi dipahami sebagai proses berpikir kritis untuk menganalisis pengalaman, baik personal maupun dalam dinamika tim lintas profesi.

Instrumen Kember dan RESPECT digunakan untuk memfasilitasi reflective writing mahasiswa. Kember menekankan analisis pengalaman belajar, sementara RESPECT berfokus pada penghargaan, etika, dan komunikasi dalam interaksi interprofesional.

“Keberhasilan instrumen ini sangat bergantung pada kompetensi fasilitator. Karena itu, dosen perlu memahami penggunaannya, memberi umpan balik konstruktif, serta menciptakan suasana aman bagi mahasiswa untuk berbagi refleksi,” jelas dr. Gita Sekar.

Baca Juga  Universitas Tadulako Resmi Luncurkan Program Studi Profesi Apoteker

Rangkaian pelatihan diawali dengan pembukaan dan pre-test, dilanjutkan pemaparan teori mengenai refleksi dan identitas interprofesional. Setelah itu, peserta berlatih menggunakan instrumen Kember dan RESPECT melalui simulasi tulisan reflektif mahasiswa.

Dalam sesi kelompok kecil, peserta berdiskusi, saling bertukar hasil refleksi, dan menerima masukan langsung dari narasumber. Sesi ditutup dengan diskusi interaktif, post-test, serta penegasan pentingnya kesinambungan peran fasilitator dalam proses reflektif mahasiswa.

Melalui kegiatan ini, FKIK UNJA berharap dapat memperkuat kapasitas dosen sebagai fasilitator IPE. Tahap berikutnya akan diarahkan pada mahasiswa, sehingga proses refleksi interprofesional berjalan dua arah dan berdampak nyata pada pembentukan Triad Identity.

“Dengan refleksi interprofesional, mahasiswa tidak hanya belajar dari pengalaman, tapi juga mengintegrasikan nilai, peran, dan kompetensi lintas profesi. Inilah modal utama untuk membangun tenaga kesehatan yang kolaboratif,” pungkas dr. Amelia.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90