BANDAR LAMPUNG, IAINews– Sebanyak 273 mahasiswa Program Studi S-1 Farmasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) memadati Gedung D Lantai 1 FK Unila pada Kamis, 3 Juli 2025.
Mereka mengikuti seminar kesehatan bertema “Pengetahuan dan Keterampilan dalam Kontrasepsi Keluarga Berencana serta Pencegahan HIV dan IMS”.
Acara ini diselenggarakan oleh DKT Academy Indonesia dalam program DKT Goes to campus yang bekerjasama dengan SwipeRx.
Seminar ini bertujuan membekali calon apoteker dengan pemahaman komprehensif mengenai kontrasepsi sebagai salah satu upaya vital dalam pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Antusiasme mahasiswa terlihat jelas sepanjang seminar, menunjukkan kesadaran akan pentingnya peran apoteker dalam isu kesehatan reproduksi dan seksual di masa depan.
“Kegiatan DKT Goes to Campus ini sangat penting untuk memberikan bekal kepada mahasiswa farmasi tentang bagaimana mereka nanti bisa berkontribusi aktif dalam edukasi dan penyediaan informasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi, terutama dalam pencegahan HIV dan IMS melalui pemahaman kontrasepsi,” ujar dr. Rani Himayani, Sp.M, Ketua Jurusan Farmasi FK Unila, dalam sambutannya sekaligus membuka acara.
“Melalui acara ini, diharapkan para calon apoteker dapat menjadi garda terdepan dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat serta memberikan layanan kefarmasian yang optimal terkait kesehatan seksual dan reproduksi,” harap apt. Zulpakor Oktoba, M.Farm, dosen farmasi FK Unila.
Seminar ini menghadirkan Dr. apt. Yusransyah, M.Sc sebagai DKT Trainer, untuk memberikan materi edukasi dan pembekalan kepada mahasiswa farmasi.
“Saya berharap, seminar ini nantinya akan menjadi bekal bagi calon apoteker agar memiliki pengetahuan dan kemampuan mengedukasi pasien terkait kontrasepsi, keluarga berencana dan pencegahan HIV dan IMS” tutur apt. Yusran, yang juga merupakan dosen S1 farmasi.
“Pada pemaparan materi, kami juga menekankan pentingnya pemahaman yang tepat bagi calon apoteker agar dapat memberikan informasi yang akurat dan bijak kepada masyarakat terkait pilihan kontrasepsi,” lanjutnya.
Esa Fitriah, Brand Manager DKT Indonesia, menjelaskan bahwa edukasi terkait reproduksi dan kontrasepsi masih menjadi hal yang tabu. Sedangkan kejadian IMS terus meningkat.
“Hal inilah yang mendorong DKT Indonesia bekerjasama dengan Bapak Oscar Ronald, Direktur PT. Mclinica Health Solutions (SwipeRX) untuk memberikan edukasi kepada kalangan mahasiswa Farmasi sebagai calon Apoteker yang kedepannya akan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat,” jelas Esa Fitriah, Brand Manager DKT Indonesia, sekaligus trainer DKT Indonesia.
Pada pemaparannya, Esa Fitriah menjelaskan tentang kontribusi program dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga. Esa juga menekankan kolaborasi tenaga kesehatan, termasuk farmasis, dengan berbagai pihak untuk menyukseskan program.
Suasana meriah dan interaktif menyelimuti seminar kesehatan reproduksi yang dipandu dengan apik oleh apt. Dwi Ismayati, M.Clin.Pharm, dosen Farmasi Unila. Acara DKT Goes to Campus ini tidak hanya kaya akan materi, tetapi juga dibumbui dengan berbagai hadiah menarik yang dibagikan kepada peserta yang aktif bertanya dan berpartisipasi, seperti tumbler dan saldo e-wallet.
“Selain mendengarkan materi, peserta kegiatan ini juga diberi demo praktik penggunaan alat kontrasepsi dengan alat peraga,” jelas apt. Isma, sapaan akrab apt. Dwi Ismayati, M.Clin.Pharm.
Pendekatan interaktif ini menjadi nilai tambah yang signifikan, terutama dalam topik kesehatan reproduksi agar mendapatkan pemahaman yang optimal. Hal ini diharapkan agar edukasi yang diberikan tidak hanya teoritis tetapi juga aplikatif.
Tasya Aprilia Pubioganda, mahasiswa farmasi FK Unila Angkatan 2022, mengungkapkan alasan mengikuti kegiatan DKT Goes to Campus ini untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, tasya berharap dapat memahami lebih dalam berbagai metode kontrasepsi yang aman dan efektif.
“Saya merasa topik tentang kesehatan reproduksi dan kontrasepsi masih sering dianggap sebagai hal yang tabu, terutama di kalangan mahasiswa, padahal sangat penting untuk diketahui sejak dini. Bagi saya, memahami informasi seperti ini sangat penting agar dapat membuat keputusan yang tepat di masa depan, serta dapat menyebarkan pengetahuan tersebut kepada orang-orang di sekitar saya,” ujar Tasya.
“Penjelasan yang disampaikan cukup detail namun tetap mudah dipahami, sehingga sangat membantu membuka wawasan saya,” lanjut Tasya.
Menurut Tasya, setelah mengikut seminar dalam program DKT Goes to Campus ini, dirinya lebih memahami bahwa setiap jenis kontrasepsi memiliki mekanisme kerja yang berbeda. Pemilihan kontrasepsi pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu.
Selain itu, Tasya juga sangat tertarik dengan sesi diskusi mengenai mitos-mitos seputar kontrasepsi, karena ternyata banyak informasi yang selama ini beredar di masyarakat tidak sepenuhnya benar.
Setelah mengikuti seminar, Tasya berharap dapat menjadi lebih bijak dalam menjaga kesehatan reproduksi pribadi.
Ia juga memiliki keinginan kuat untuk membagikan informasi yang diperoleh guna mengurangi stigma dan kesalahpahaman di masyarakat, khususnya terkait kontrasepsi.
“Harapan saya, seminar seperti ini dapat terus diselenggarakan, terutama di lingkungan kampus, agar semakin banyak mahasiswa yang sadar, peduli, dan memiliki pengetahuan mengenai isu kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga,” pungkasnya.***