Site icon IAI NEWS

Digital Detoks: Solusi Susah Bahagia dan Fokus

REMINDER: “Ini digital problem. Baru banget bangun tidur. Malah langsung pegang Hp dan cek notifikasi. Niatnya sih, buka Hp hanya sebentar saja. Tapi, tiba-tiba malah scroll media sosial sampai 1 jam. Katanya sih, gak sengaja. Tapi. Malah keulang-ulang tiap hari. Terus pas sudah kejadian, malah bilang “besok gak lagi deh” tapi itu hoax doang…”

Aktivitas rutin ini jarang disadari bisa menurunkan kebahagiaan dan fokus. Banyak orang merasa capek, padahal belum melakukan apapun. Namun, tidak pernah sadar sudah menghabiskan energinya di saat bangun tidur untuk hal tidak berguna, contohnya scroll media sosial tanpa arah.

Sadar atau tidak, kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada generasi Z saja. Akan tetapi, generasi milenial pun melakukan hal yang sama. Mungkin tidak terjadi pada semua orang tetapi pada kebanyakan orang. Hal ini, menjadi alasan kenapa banyak yang alami susah bahagia dan fokus

Keadaan ini hadir karena kecemasan merasa tidak bisa menjadi seperti orang di luar sana. Sehingga tidak fokus pada target yang harus dicapai. Padahal kita sempurna dengan jalan kita sendiri tanpa menjadikan orang lain sebagai tolak ukur. Solusi dari hal ini adalah melakukan digital detoks.

Apa itu digital detoks?

Digital detoks adalah proses mengurangi penggunaan perangkat digital dalam kondisi tertentu dan waktu tertentu untuk mengurangi paparan informasi berlebih dan gangguan negatif teknologi.

Bagaimana langkah untuk memulai digital detoks?

Tidak harus berhenti menggunakan perangkat digital. Namun, cukup lakukan hal yang paling sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan. Berikut langkah sederhana untuk memulai:

  1. Memahami Emosional: tanyakan kepada diri sendiri mengapa menggunakan perangkat digital di waktu yang berbeda. Apakah karena bosan atau untuk bekerja? Apakah membuat perasaan lebih baik atau lebih buruk? Dengan memahami emosional membantu mengendalikan penggunaan perangkat digital jadi lebih baik.
  2. Jadwalkan waktu istirahat Perangkat Digital: jika terlalu terobsesi untuk menggunakannya, cobalah jadwalkan waktu khusus. Misalnya, penggunaan di jam tertentu dengan tujuan jelas dan buat aturan khusus misal, tidak menggunakan saat sedang makan.
  3. Lakukan time management penggunaan aplikasi: menggunakan pembatas waktu penggunaan aplikasi tertentu dan pelaporan terperinci penggunaannya akan membantu mengurangi ketergantungan.
  4. Nonaktifkan perangkat atau putuskan sambungan internet: cobalah melakukan hal ini saat sebelum tidur atau beristirahat. Tetapkan jadwal teratur dan sama setiap harinya. Hal ini akan membantu membiasakan diri disiplin dan meningkatkan kualitas tidur.
  5. Nonaktifkan notifikasi atau pakai mode “jangan ganggu”: reminder hanya untuk hal yang tidak penting dan beberapa jam saja. Misal aplikasi yang dirasa akan mengganggu kefokusan.
  6. Tetapkan tujuan yang realistis: misalnya, menggunakan perangkat digital untuk kerjaan di email dan linkedIn, upload konten di media sosial, atau bisnis online.
  7. Ciptakan zona tanpa perangkat digital: misalnya saat family time, waktu ibadah, dan di ruang tertentu. Hal ini membantu menciptakan waktu lebih lama dan bahagia bersama keluarga atau pasangan.
  8. Temukan kegiatan alternatif: Menemukan kegiatan yang produktif misalnya baca buku, jalan-jalan, olahraga, ngumpul bareng keluarga, pasangan, atau teman. Hal ini membantu hentikan penggunaan perangkat digital hanya karena bosan.
  9. Evaluasi kemajuan: setelah beberapa hari atau minggu. Evaluasi perasaan dan tingkat kefokusan. Apakah sudah ada perubahan positif suasana hati, ketenangan, kefokusan, kualitas tidur, atau produktivitas? Gunakan umpan balik misalnya memberikan reward kepada diri sendiri jika telah meraih suatu perubahan. Hal ini membantu penyesuaian jangka panjang pada kebiasaan penggunaan perangkat digital.

Digital detoks itu bukan  anti teknologi. Akan tetapi, salah satu cara untuk menjaga energi. Apalagi kadang suka tidak sadar sudah menghabiskan waktu scroll media sosial tanpa arah yang awalnya niat mau cek notifikasi saja. Inilah pemicu hilangnya produktifitas dengan rasa susah bahagia dan fokus. Jadi, kapan mau mulai lakukan digital detoks?***

Exit mobile version