KUTAI TIMUR, IAI News – Apresiasi terhadap tenaga kesehatan teladan oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan RI luar biasa.
Seluruh nakesdan mendapat penghargaan yang istimewa. Salah satunya apt. Trianti T Lamba, S.Farm. yang akrab disapa apt Ovhan.
“Untuk di tingkat provinsi, masing-masing Dinas kesehatan mengapresiasi tenaga Kesehatan teladannya,’’ ungkap apt Ovhan yang dinobatkan sebagai salah satu Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional tahun 2023 lalu.
‘’Khusus untuk Provinsi Kalimantan Timur, tiap nakesdannya diberikan uang pembinaan,’’ tutur apt Ovhan yang sehari hari berdinas di RSUD Kudungga, Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
‘’Untuk tingkat nasional, apresiasinya begitu Istimewa. Hal pertama yang diberikan adalah seluruh tenaga kesehatan teladan diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan dan dikumpulkan di hotel Sultan Jakarta selama 6 hari,’’ cerita apt Ovhan.
Selama 6 hari peserta mengikuti berbagai kegiatan termasuk berdiskusi dengan Anggota DPR RI yang kala itu diwakili oleh Krisdayanti yang merupakan politisi PDI Perjuangan, Menteri PANRB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Menteri Kesehatan dan beberapa pejabat lainnya.
‘’Selain diberi apresiasi berupa plakat dan laptop, tenaga kesehatan teladan 2023 juga mendapat reward untuk melakukan Benchmark,’’ lanjut apt Ovhan.
‘’Untuk nakesdan yang beragama Islam sebagian melakukan benchmark ke Arab Saudi sekaligus melakukan ibadah umrah dan sebagian menjadi Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) tahun 2024,’’ papar apt Ovhan.
‘’Sedangkan untuk nakesdan non muslim diberikan reward Benchmark ke Turki dan berkesempatan mengunjungi rumah sakit terbesar di Eropa yakni Ankara Bilken Hospital,’’ tutur apt Ovhan.
Ketika ditanya kesan mengikuti seleksi hingga dinobatkan sebagai salah satu Tenaga Kesehatan Teladan, apt Ovhan menjelaskan bahwa diatas semua apa yang ia raih, ia selalu meyakini bahwa apapun yang dia peroleh itu semua bukan karena kehebatan dirinya tetapi karena anugerah dan berkat dari Tuhan.
‘’Dari awal mengikuti seleksi ini, saya tidak pernah membuat target apa-apa. Saya hanya berprinsip untuk melakukan yang terbaik semampu yang saya bisa, yang menjadi bagian saya, saya kerjakan maximal dan selebihnya adalah bagian Tuhan maka biarlah Tuhan yang bekerja,’’ ungkap apt Ovhan.
‘’Dan ternyata semua di luar dugaan, saya memperoleh lebih dari apa yang saya harapkan,’’ ujar apt Ovhan, yang juga wakil sekretaris PD IAI kaltim ini.
“Tentunya saya sangat senang dan bersyukur sekali, Puji Tuhan banget yah… apalagi ini untuk pertama kalinya ada apoteker dari Kalimantan Timur yang berhasil dinyatakan sebagai Nakesdan di tingkat nasional,’’ kata apt Ovhan.
‘’Hal ini menjadi suatu pencapaian yang saya harapkan dapat memotivasi saya untuk berkarya lebih baik lagi, lebih peduli sama pasien dan tentunya berharap dapat terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan,’’ lanjut apt Ovhan.
‘’Saya juga berharap ini dapat memotivasi rekan-rekan apoteker lainnya khususnya apoteker Kaltim untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam pelayanan,’’ harap apt Ovhan, yang sempat menjabat sebagai ketua IYPG Kaltim 2021-2023 ini.
“Karena nakesdan ini akhirnya saya dapat kesempatan untuk berkunjung ke luar negeri dan berkunjung ke rumah sakit terbesar di Eropa yang terletak di Ankara, Turkey,’’ kenang apt Ovhan.
‘’Tak hanya berkunjung ke rumah sakit, tapi juga dapat berkunjung ke Kedubes RI yang ada di Turkey, jadi ini benar-benar sebuah anugerah luar biasa bagi saya dan tidak akan pernah terlupakan,’’ tutur apt Ovhan ketika ditanya kesannya.
Ketika ditanya mengenai tantangan yang harus dihadapi saat mengimplementasikan inovasinya, yaitu Apoman (apoteker mantau), apt Ovhan menjelaskan tantangan terberat adalah keterbatasan jaringan internet di wilayah Kutai Timur.
Karena keterbatasan jaringan internet di Kutai Timur, inovasi Apoman tidak dapat dilakukan secara murni, namun harus dikombinasikan dengan metode manual lainnya. Seperti pemantauan melalui telepon langsung ke pasien.
‘’Disamping itu, masalah lain adalah keterbatasan waktu saya, karena selain harus Bersiap berdinas di rumah sakit, saya juga harus membagi waktu dengan organisasi,’’ tutur apt Ovhan.
“Satu tantangan besar yang saya hadapi juga adalah aplikasi ini masih memanfaatkan fitur-fitur gratis sehingga layanannya masih terbatas,’’ ungkapnya.
‘’Untuk itu saat ini saya terus mencoba membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal pendanaan sehingga ke depan layanan ini dapat dikembangkan dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat disertai dengan layanan-layanan yang lebih banyak lagi,’’ tandas apt Ovhan.
Diakhir obrolan, apt Ovhan memberikan beberapa pesan untuk apoteker Indonesia.
‘’Mari melakukan inovasi-inovasi di tempat kerja kita masing-masing, bukan untuk mengejar pengakuan atau penghargaan tetapi benar-benar karena ketulusan untuk mengabdi bagi sesame,’’ ajak apt Ovhan.
‘’Kalaupun nantinya menerima pengakuan atau penghargaan anggaplah itu bonus. Hal sekecil apapun itu jika kita lakukan dengan ikhlas maka akan sangat bermanfaat bagi orang lain,’’ tutup apt Ovhan.***