SATU-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV adalah melalui tes HIV. Meskipun terdapat sejumlah gejala yang kerap dikaitkan dengan HIV, namun gejala tersebut tidak bisa dijadikan dasar untuk mendiagnosis seseorang tanpa pemeriksaan medis yang tepat.
Untuk memastikan infeksi HIV, diperlukan pemeriksaan sampel darah guna mendeteksi keberadaan antibodi atau antigen yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap virus HIV.
Tahapan Pemeriksaan HIV
Secara umum, tes HIV dilakukan dalam dua tahap, yaitu skrining awal dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah dari vena, darah dari tusukan jari, cairan dari mulut, atau bahkan urin, tergantung pada metode yang digunakan.
- Tes Skrining: Ini adalah langkah awal untuk mendeteksi adanya HIV dalam tubuh. Jika hasilnya menunjukkan positif, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis.
- Tes Lanjutan: Karena satu kali tes tidak selalu 100% akurat, pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk konfirmasi.
Jenis-Jenis Tes HIV
Berikut adalah beberapa jenis tes yang umum dilakukan untuk mendeteksi HIV:
1. Tes Antibodi
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi HIV dalam darah. Sistem imun menghasilkan antibodi setelah infeksi terjadi, biasanya dalam 1–3 bulan. Jenis-jenisnya meliputi:
- Rapid Test: Menggunakan sampel darah yang dimasukkan ke dalam kartrid khusus. Hasil dapat diketahui dalam 20 menit. Namun, akurasinya lebih rendah dibandingkan tes lain.
- Tes ELISA: Sampel darah diambil dan dikirim ke laboratorium untuk analisis. Hasil biasanya keluar dalam 1–3 hari.
- Western Blot: Merupakan tes lanjutan dari ELISA yang digunakan untuk mengonfirmasi adanya antibodi HIV secara lebih spesifik.
2. Tes Antibodi/Antigen (Ab-Ag Test)
Tes ini mendeteksi antigen p24 (protein dari HIV) dan antibodi HIV-1 maupun HIV-2 dalam darah. Antigen biasanya muncul lebih awal dibandingkan antibodi, sehingga tes ini dapat mendeteksi infeksi sejak 2–6 minggu setelah paparan.
3. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes ini memiliki akurasi tertinggi karena langsung mendeteksi materi genetik HIV (DNA atau RNA) dalam darah. Meski sangat akurat, hasil tes PCR membutuhkan waktu lebih lama, yakni sekitar dua hari.
Tes HIV penting dilakukan terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi. Diagnosis dini dapat memberikan peluang untuk pengobatan lebih efektif, memperlambat perkembangan virus, dan mencegah penularan kepada orang lain.