Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90
Blog  

Bahagia Menjadi Seorang Apoteker

pexels worldsikhorg 14797865
banner 120x600
banner 468x60

BAGAIMANA rasanya menjadi seorang apoteker? Mari kita putar ulang kejadian bertahun-tahun yang lalu ketika kita berada pada prosesi sumpah apoteker!

Kala itu tersimpul senyuman di wajah-wajah nan bahagia, bagi apoteker yang sudah resmi disumpah ataupun bagi keluarga. Hari berbahagia di kampus untuk kali kedua pasca wisuda S1 farmasi.

Iklan ×

Tidak semua orang bisa menjadi seorang apoteker. Di masa silam, berapa banyak mahasiswa S1 farmasi yang tumbang tidak bisa menyelesaikan kuliah S1 atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang apoteker.

Mereka memilih berhenti dan memutus kebahagiaan yang tidak bisa mereka capai. Sedangkan kita adalah seorang apoteker yang telah tunai menuntaskan perjuangan hingga titik sekarang ini.

Betapa bahagianya bisa menyelesaikan perjuangan panjang mulai dari kuliah strata 1 dilanjutkan dengan pendidikan profesi apoteker, menghabiskan waktu normalnya kurang lebih 5 tahun.

Baca Juga  Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc Raih Gelar Doktor di Bidang Farmasi, Angkat Tema Farmakoekonomi

Kebahagiaan yang lima tahun lalu terpendam, kini terpancarkan lewat cahaya senyuman yang tak terlupakan.

Kembali ke masa sekarang, kita pun tetap bahagia menjadi seorang apoteker. Bahagia saat berpraktik, berjumpa dengan orang-orang baru setiap hari dengan berbagai karakter dan sifat yang berbeda-beda.

Ketika kita bahagia, praktik pun akan lebih mudah dan ringan kita lakukan. Bahkan bahagia juga bisa menular. Menular kepada rekan sejawat, tenaga kesehatan lainnya, dan pasien.

Rasa bahagia itu yang membuat apoteker lebih semangat dalam berpraktik. Praktik bukan sebuah beban.

Pupuk rasa bahagia itu setiap hari. Bahagia melewati hari-hari menjadi seorang apoteker.

Tantangan, kesulitan, halang rintang, dan permasalahan pasti ada, tapi jika dihadapi dengan kebahagiaan, semua bisa dilalui tanpa harus bersedih hati.

Baca Juga  Apoteker Harus Berkolaborasi

Bahagia menjadi seorang apoteker adalah bukti bahwa kita bangga dengan profesi kita sekarang ini.

Kita tunjukkan kepada masyarakat keberadaan apoteker di tengah-tengah mereka. Kita transfer aura kebahagiaan untuk orang-orang di sekeliling.

Apoteker bahagia saat memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien, sehingga pasien pun turut bahagia.

Bukan sebaliknya dengan wajah bersedih atau cemberut saat memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien.

Apoteker bahagia saat melakukan visite ke bangsal-bangsal. Kehadiran apoteker ditunggu-tunggu oleh pasien rawat inap.

Mereka akan dengan senang hati menceritakan perkembangan kesembuhan mereka ketika dirawat.

Bukankah kebahagiaan bisa membuat orang sakit menjadi sehat? Mengapa selama ini kita masih belum bisa membagikan kebahagiaan kepada pasien?

Baca Juga  69 Tahun IAI : Berbeda-beda Tetap Satu Jua

Begitu pula di apotek, saat ada orang yang ingin membeli obat, apoteker senyum bahagia menyapa orang tersebut.

Memberikan aura positif sebagai tanda penghormatan dan ketulusan hati dalam memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien.

Apabila apoteker dalam satu hari tidak bahagia, maka telisiklah sejenak, hal apa yang membuat tidak bahagia? Evaluasi dan perbaiki.

Cari solusi terbaik yang akan membuahkan kebahagiaan. Bahagia itu sangat dekat karena bahagia itu ada di dalam diri masing-masing apoteker.

Keluarkanlah bahagia yang hingga detik ini kita miliki. Bahagia itu tak terbatas. Dia hanya dibatasi oleh diri sendiri.

Dalam hidup ini kita bisa memilih bahagia atau bersedih. Pilihlah bahagia karena kita adalah seorang apoteker.

Bahagia menjadi seorang apoteker.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90