Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Apt. Yuri Pratiwi Utami : Perban Hidrokoloid Sembuhkan Luka Lebih Cepat, Tanpa Resiko Bekas Luka

Pemateri bersama Ketua PD IAI Sulsel panitia MFI dan Ketua PD PAFI Sulsel
banner 120x600
banner 468x60

MAKASSAR, IAINews – Perban hidrokoloid, sebuah inovasi terkini dalam perawatan luka, mampu menyembuhkan luka secara lebih cepat dan aman. Dengan perban hidrokolid resiko bekas luka makin kecil.

Hal itu disampaikan apt. Yuri Pratiwi Utami, S.Farm, M.Si, seorang praktisi farmasi komunitas yang juga pengurus di PD IAI Sulawesi Selatan, pada seminar bertajuk ’The Future of Wound Healing Hydrocoloid Plaster’ yang dilaksanakan oleh Mitra Farma Indonesia bekerjasama dengan Hansaplash dan Wound Care Academy (WCA).

Iklan ×

Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 19 Juli 2025 di Gammara Hotel Makassar diikuti tidak kurang dari 200 peserta yang terdiri dari apoteker dan tenaga vokasi farmasi Sulawesi Selatan.

Pemateri bersama Ketua PD IAI Sulsel panitia MFI dan Ketua PD PAFI Sulsel

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PD IAI Sulawesi Selatan, apt. Andi Alfian .,S.Si.,M.Si dan Ketua PD PAFI Sulawesi Selatan, apt. Rusmin Rivai., S.Si.,M.Si.

Apt. Yuri Pratiwi Utami membawakan materi ’Inovasi Terkini Formulasi Hidrokoloid Dalam Perawatan Luka’.

Menurut apt. Yuri, Luka dapat didefinisikan sebagai terputusnya kontinuitas atau keutuhan suatu jaringan tubuh, baik kulit, mukosa membran, otot, tulang, saraf, atau organ lainnya, yang mengakibat adanya cedera atau trauma.

Secara umum, luka adalah respons tubuh terhadap kerusakan jaringan yang berupaya untuk mengembalikan kondisi normal atau homeostasis.

Berbagai faktor penyebab luka, seperti trauma fisik, perubahan suhu, zat kimia, pembedahan dan gangguan internal. Dampaknya dapat menyebabkan kerusakan sel dan dapat menganggu fungsi normal jaringan atau oragan yang terdampak

Luka dikelompokkan menjadi dua jenis utama berdasarkan kondisi kulit atau integritas jaringan yang rusak.

Luka terbuka (Open Wound) : jenis luka di mana terjadi diskontinuitas atau kerakan pada permukaan kulit atau membran mukosa, sehingga jaringan di bawahnya terpapar ke lingkungan luar. Jenis luka ini biasanya disertai dengan pendarahan.

apt. Yuri Pratiwi Utami memaparkan materi pada kegiatan Hansaplast dan WCA

Macam-macam luka terbuka :

  • LukaLecet: Luka dangkal yang hanya melibatkan lapisan kulit terluar (epidermis),
  • Luka Sayat: Luka yang disebabkan oleh benda tajam (pisau, silet) dengan tepi rata dan bersih
  • Luka Gigitan: Luka ini terjadi ketika gigi (baik manusia atau hewan) menembus atau mengoyak kulit dan jaringan di bawahnya
  • Luka Bakar: Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh panas, bahan kimia, listrik, atau radiasi
  • Luka Tusuk:Luka yang disebabkan oleh benda runcing (paku, jarum) yang menembus kulit dalam, dengan lubang masuk yang kecil.
  • Luka Robek: Luka dengan tepi yang tidak beraturan, bergerigi, atau kasar, sering disebabkan oleh benturan benda tumpul atau tarikan yang kuat.
  • Luka Avulsi: Sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya (bisa berupa lemak, otot, tendon, saraf, bahkan tulang) terkoyak atau terlepas secara paksa dari bagian tubuh asalnya.
Baca Juga  Coaching TB Diharapkan Tingkatkan Kualitas Layanan dan Kepatuhan Pasien di Samarinda

Luka tertutup (Closed Wound) : jenis luka di mana tidak terjadi kerusakan pada permukaan kulit atau membran mukosa, sehingga jaringan di bawahnya tidak terpapar ke lingkungan luar. Meskipun kulit tampak utuh, namun ada kerusakan pada pembuluh darah atau jaringan di bawahnya.

Macam-macam luka tertutup :

  • Memar: Kerusakan pada pembuluh darah kecil di bawah kulit akibat benturan benda tumpul, menyebabkan darah merembes ke jaringan sekitarnya dan membentuk bercak kebiruan atau kehitaman pada kulit.
  • Hematoma : Kumpulan darah yang terlokalisasi di luar pembuluh darah, biasanya lebih besar dari memar dan dapat membentuk benjolan yang teraba.
  • Keseleo (Sprain) : Cedera pada ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang lain) akibat peregangan atau robekan. Sering terjadi di pergelangan kaki atau lutut.
  • Tegang Otot (Strain): Cedera pada otot atau tendon (jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang) akibat peregangan atau robekan.
  • Patah Tulang Tertutup (ClosedFracture) : Kondisi di mana tulang mengalami patah atau retak, namun tidak ada bagian tulang yang menembus kulit.

Lebih lanjut, apt. Yuri menerangkan mengenai prinsip dasar penyembuhan luka (TIME)

T – Tissue management (Manajemen Jaringan): Ini melibatkan penilaian dan penanganan jenis jaringan yang ada di dasar luka.

Baca Juga  Himafarma UNBI gelar “Saturasi”: Menjadi Pemimpin Handal dan Perkuat Solidaritas

Tujuannya adalah untuk menghilangkan jaringan yang tidak sehat atau mati (nekrotik dan slough), karena jaringan tersebut dapat menghambat proses penyembuhan dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.

Suasana seminar tentang perawatan luka yang dihadiri apoteker dan tenaga vokasi farmasi Sulawesi Selatan

Manajemen jaringan dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti debridement (pembersihan luka).

I – Infection/Inflammation control (Pengendalian Infeksi/Inflamasi): Luka yang terinfeksi atau mengalami inflamasi berlebihan akan sulit sembuh.

Tujuan prinsip ini berfokus pada identifikasi tanda-tanda infeksi (misalnya, kemerahan, bengkak, nyeri, nanah, bau) dan pengendalian peradangan.

Ini mungkin melibatkan penggunaan antimikroba, pembersihan luka yang tepat, atau mengatasi penyebab peradangan lainnya.

M – Moisture balance (Keseimbangan Kelembaban): Lingkungan luka yang ideal untuk penyembuhan adalah yang lembap, tetapi tidak terlalu basah atau terlalu kering.

Tujuannya : Kelembaban yang tepat membantu migrasi sel, aktivitas faktor pertumbuhan, dan proses autolisis (pembersihan luka secara alami oleh tubuh).

Terlalu kering dapat menyebabkan luka mengering dan menghambat pembentukan jaringan baru, sementara terlalu basah dapat menyebabkan maserasi (kerusakan kulit di sekitar luka).

E – Edge/Epithelial advancement (Perkembangan Tepi/Epitel): Prinsip ini berfokus pada kondisi tepi luka dan kemampuannya untuk melakukan epitelisasi, yaitu pembentukan sel-sel kulit baru yang menutup luka.

Jika ketiga komponen TIME sebelumnya (Tissue, Infection, Moisture) telah berhasil diatasi, proses epitelisasi akan berjalan dengan lebih baik.

Tepi luka yang sehat harus menunjukkan tanda-tanda kemajuan (misalnya, tepi yang berwarna merah muda dan merata), sedangkan tepi yang statis, tergulung (epibole), atau menebal dapat mengindikasikan hambatan dalam penyembuhan.

Tujuannya Adalah mempercepat penutupan luka dan pembentukan kulit baru.

Bahan Hidrokoloid dalam Penyembuhan Luka

Istilah ‘hidrokoloid’ digunakan untuk menggambarkan jenis wound dressing (pembalut luka) baru, yang didasarkan pada teknologi dimana massa gel hidrofilik diaplikasikan dalam bentuk semipadat ke pembawa semipermeabel yang fleksibel.

Mekanisme Penyembuhan Luka dengan Hidrokoloid

Mekanismenya melalui tiga tahapan :

  • Second skin protection dengan melindungi dari air, kotoran dan bakteri, merendam luka dan memberikan kenyamanan tambahan.
  • Percepatan penyembuhan dengan partikel hidrokolid memungkinkan penyerapan cairan luka dan membentuk “kapsul penyembuhan” yang memungkinkan penyembuhan luka lembab.
  • Menurunkan resiko bekas luka karena lingkungan yang lembab, tidak ada kerak yang terbentuk sel-sel dapat tumbuh, membelah dan bergerak lebih mudah. Hal ini menghasilkan penyembuhan luka yang lebih cepat dan berkualitas lebih aman.
Baca Juga  Edukasi “Ayo Kenali Dagusibu Obat” PC IAI Kabupaten Gowa Rayakan World Pharmacist Day 2024

Perban hidrokoloid bekerja dengan menyerap cairan luka (eksudat) dan membentuk lapisan gel yang menjaga lingkungan luka tetap lembab.

Lapisan luar perban juga berfungsi melindungi luka dari bakteri dan kontaminan eksternal, sementara di bawahnya, sel-sel baru beregenerasi untuk penyembuhan.

Peran Apoteker dalam Edukasi Perawatan Luka

  • Memberikan Informasi Mengenai Jenis Luka dan Penyebabnya: Apoteker dapat membantu pasien memahami jenis luka yang mereka alami (misalnya, luka sayat, luka bakar, luka lecet) dan kemungkinan penyebabnya.
  • Menjelaskan Prinsip Dasar Perawatan Luka : Bersihkan luka segera: Bilas dengan air bersih atau air matang dingin untuk menghilangkan kotoran dan bakteri. Gunakan obat luka: Salep antiseptik atau antibiotik ringan jika diperlukan. Tutup luka dengan perban atau plester steril untuk melindungi dari kotoran dan infeksi.
  • Merekomendasikan Produk Perawatan Luka yang Tepat : antiseptik, plester biasa, plester hidrokoloid, perban dan salep luka.
  • Mengajarkan Cara Mengganti Balutan dengan Benar: Apoteker dapat memberikan demonstrasi atau instruksi langkah demi langkah tentang cara mengganti balutan secara higienis untuk mencegah infeksi. Ini termasuk menjelaskan kapan balutan harus diganti dan tanda-tanda balutan yang perlu segera diganti.
  • Mengidentifikasi Tanda-tanda Infeksi dan Komplikasi : Apoteker harus mengedukasi pasien tentang tanda-tanda dan gejala infeksi luka, seperti kemerahan, bengkak, nyeri yang meningkat, demam, atau keluarnya nanah. Mereka juga perlu menekankan kapan pasien harus mencari bantuan medis lebih lanjut.
  • Memberikan Informasi tentang Manajemen Nyeri: Jika luka menimbulkan rasa sakit, apoteker dapat merekomendasikan pereda nyeri yang dijual bebas atau memberikan informasi mengenai manajemen nyeri lainnya.***
banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90