‘Pelayanan merupakan perilaku yang terus-menerus wajib diperbaiki untuk lebih bisa menjadi lebih manusiawi terhadap yang dilayani’ (Djajendra)
Caregiver atau lebih dikenal dengan nama lain pemberi pelayanan. Apoteker sebagai caregiver ?
Apoteker memberikan pelayanan kefarmasian secara profesional kepada pasien.
Istilah caregiver memperkuat peran apoteker yang dikatakan dahulu beorientasi pada produk (product oriented) menjadi berorientasi pada pasien (patient oriented).
Era sekarang, apoteker tidak hanya bersembunyi di tumpukan obat-obatan.
Kini, apoteker ikut berinteraksi langsung kepada pasien untuk memberikan pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit, puskesmas, klinik, dan apotek terbagi menjadi dua yakni manajerial dan farmasi klinik.
Pelayanan farmasi klinik berinteraksi langsung kepada pasien antara lain pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat dan rekonsiliasi obat.
Apoteker sebagai caregiver juga melakukan pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing sediaan steril, dan pemantauan kadar obat dalam darah.
Semua kegiatan di pelayanan farmasi klinik menjadikan apoteker sebagai caregiver.
Seorang yang mendedikasikan dirinya untuk membantu orang lain dengan cara memberikan perhatian, merawat dan menjaga pasien agar bisa optimal dalam menjalani masa-masa terapi di rumah sakit.
Apoteker tidak perlu malu dan harus tampil percaya diri saat berinteraksi dengan pasien.
Kita tunjukkan perhatian yang penuh dan rasa empati yang kuat saat melakukan pelayanan kefarmasian kepada pasien.
Rasa peduli dan merasakan apa yang dirasakan oleh pasien ialah salah satu cara apoteker sebagai caregiver.
Apoteker masuk ke dalam ‘dunia’ pasien. Layaknya apoteker yang hendak menjelaskan cara minum obat kepada anak-anak, maka apoteker harus menjelaskannya menggunakan bahasa anak-anak yang mudah dimengerti dan dipahami.
Satu pelayanan yang paling sering dilakukan apoteker setiap hari yakni pengkajian dan pelayanan resep.
Bagaimana cara apoteker menyambut kedatangan pasien yang membawa resep? Bagaimana cara berkomunikasi pertama kali saat pasien menyerahkan resep? Bagaimana cara memberikan informasi obat kepada pasien?
Terlebih pelayanan kepada pasien-pasien khusus seperti: pediatrik, geriatrik, ibu hamil dan menyusui, dan pasien dengan ganguan hati atau ginjal.
Apoteker harus bisa memahami karakteristik pasien-pasien khusus tersebut dalam memberikan informasi terkait pengobatannya.
Berikan pelayanan terbaik kepada semua pasien, tanpa harus membeda-bedakan status dan kedudukan mereka.
Apoteker sebagai caregiver hadir untuk semua rakyat Indonesia. Apabila kita bisa memberikan pelayanan terbaik, maka pasien akan merasakan nyaman dan senang.
Bahkan tidak menutup kemungkinan pada saat pasien tersebut datang kembali untuk berobat, dia akan mencari sosok apoteker yang sebelumnya bisa memberikan pelayanan terbaik kepada dirinya.
Apoteker sebagai caregiver akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dari hari ke hari.
Apoteker sebagai caregiver secara rutin melakukan evaluasi pelayanan agar tidak terulang kembali kejadian yang tidak diinginkan oleh pasien.
Sudahkah apoteker sebagai caregiver bagi diri sendiri maupun orang lain?***