Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Apoteker Mayoritas Perempuan

Pengambilan sumpah apoteker mayoritas perempuan
Mayoritas apoteker perempuan dimulai sejak di dunia pendidikan, Foto pengambilan sumpah apoteker di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia juga didominasi oleh apoteker perempuan.
banner 120x600
banner 468x60

APAKAH karena Indonesia lebih banyak perempuan daripada laki-laki sehingga apoteker mayoritas perempuan?

Mari sejenak kita telusuri terkait data kependudukan Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2020.

Iklan ×

Kita lihat hasil sensus penduduk Indonesia diperoleh bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.

Pengambilan sumpah apoteker mayoritas perempuan
Pengambilan sumpah apoteker di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia juga didominasi oleh apoteker perempuan.

Dengan data lebih rinci: penduduk laki-laki berjumlah 136 juta orang atau 50,58 % dari penduduk Indonesia.

Sedangkan penduduk perempuan berjumlah 133,54 juta orang atau 49,42% dari penduduk Indonesia.

Dari data BPS tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia jumlah laki-laki dibandingkan dengan perempuan lebih banyak jumlah laki-laki. Namun, apoteker mayoritas perempuan.

Bisa dilihat sejak jenjang pendidikan farmasi, mahasiswi lebih banyak daripada mahasiswa farmasi. Fenomena ini berlanjut hingga ke dunia kerja.

Baca Juga  Apakah Obatnya Bisa diminum Bersamaan?

Selain itu, minat terhadap profesi kesehatan (salah satunya profesi apoteker) lebih besar dimiliki oleh perempuan daripada laki-laki.

Peran apoteker akan berfokus pada pelayanan kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat.

Profesi apoteker pun dianggap memiliki stabilitas yang baik. Ini yang menjadi daya tarik bagi perempuan yang ingin keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Pada saat berpraktik kefarmasian, dia bisa fokus berpraktik dan pada saat pulang, dia fokus dengan kehidupan pribadi terutama kehidupan berumah tangga.

Mengapa apoteker mayoritas perempuan? Hal lain adalah karena keterampilan empati dan komunikasi menjadi alasan perempuan memilih profesi satu ini.

Dua karakteristik tersebut identik dengan sifat alami perempuan, sehingga mereka lebih tertarik pada profesi apoteker.

Baca Juga  Bahasa Indonesia Sebagai Jembatan Komunikasi Dalam Pelayanan Kefarmasian: Fakta Atau Tidak Berdasar?

Mengapa apoteker mayoritas perempuan? Karena adanya faktor warisan tradisi profesi.

Di beberapa daerah, perempuan telah lama terlibat dalam aktivitas peracikan obat tradisional.

Tradisi ini juga yang turut membentuk kecenderungan perempuan menekuni bidang farmasi.

Terakhir, kemampuan multitasking. Profesi apoteker menutut kemampuan multitasking seperti penanganan administrasi, konsultasi, manajeman stok obat, penyerahan obat, dan pelayanan kefarmasian lainnya.

Perempuan sering dianggap unggul dalam keterampilan multitasking yang membuat mereka sukses dalam bidang ini.

Dari berbagai alasan itulah yang membuat apoteker mayoritas perempuan. Bukan berarti laki-laki tidak bisa menjadi apoteker.

Namun, hanya segelintir laki-laki yang menjadi apoteker di tengah-tengah mayoritas apoteker perempuan.

Perempuan atau laki-laki bisa menjadi apoteker. Asalkan mereka mau berjuang dan bertahan di pendidikan farmasi, menjalani pendidikan strata 1 selama 4 tahun, dan pendidikan profesi apoteker selama 1 tahun.

Baca Juga  Tips Sederhana Menyimpan Obat di Rumah

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aditya dkk (2024) di wilayah DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa dari 359 apoteker yang disurvei, 82,45% adalah perempuan dan 17,55% laki-laki.

Menurut data dari Konsil Kesehatan Indonesia hingga saat ini (update terakhir di web kki.go.id tanggal 11 Januari 2025), apoteker di Indonesia berjumlah 172.856 orang.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90