Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Apoteker ISUN dan Checklist Elektronik Manfaatkan Teknologi Informasi Untuk Pantau Pelayanan Kefarmasian

simpo2
apt Ari Kurnianingsih dan apt Dhea Ramadhan Sugma dalam simp 2 PIT IAI 2023 di Solo
banner 120x600
banner 468x60
simpo2
apt Ari Kurnianingsih dan apt Dhea Ramadhan Sugma dalam simp 2 PIT IAI 2023 di Solo

SOLO, IAINews – Banyak permasalahan penggunaan obat yang terjadi pada pasien, di antaranya adalah penggunaan yang salah, kurang patuhnya pasien dalam meminum obat, dan tidak terpantaunya efek samping akibat penggunaan obat oleh pasien. 

Sebagai apoteker yang berorientasi pelayanan, maka permasalahan-permasalahan tersebut harus dicari solusi untuk meningkatkan penerimaan dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat. 

Iklan ×

Berbagai inovasi dapat dilakukan oleh seorang apoteker, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi informasi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. 

Proses penemuan obat mulai dari banyak kandidat molekul hingga diperoleh satu molekul obat yang berkhasiat dan memiliki keamanan tinggi merupakan proses yang tidak mudah dan membutuhkan waktu lama. 

Oleh karena itu, sangat disayangkan bila terdapat molekul obat yang ditemukan dan kemudian diproduksi menjadi suatu sediaan farmasi tidak digunakan dengan baik dan benar oleh pasien. 

Hal itu disampaikan oleh dua orang narasumber dalam simposium 2 ‘Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Peningkatan Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien’ pada Pekan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (PIT IAI) 2023 yang dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2023 di Solo, Jawa Tengah. 

Baca Juga  Yuk Mengenal Protein Nabati dan Manfaatnya Bagi Tubuh Kita!

Pembicara pertama, apt. Ari Kurnianingsih, S.Si., M.Pharm. Clin menyampaikan materi ‘Apoteker ISUN : Pendampingan Apoteker Virtual untuk Peningkatan Mutu Layanan dan Keamanan pasien.

Ari Kurnianingsih membagikan pengalamannya dalam menciptakan inovasi berupa aplikasi yang mendampingi pasien untuk dapat mengkonsumsi obat yang diberikan secara tepat. 

Ari Kurnianingsih menciptakan Aplikasi Apoteker ISUN (Aplikasi Pengunaan Obat untuk Terapi Efektif Keamanan Terjamin Efisien dan Responsif, Integrated System Unassailable).

Aplikasi Apoteker ISUN dirancang berdasarkan temuan masalah di mana pasien sering mengalami kesalahan minum obat karena bentuk obat yang mirip. 

Aplikasi ini dirancang dengan tujuan agar pasien selalu merasa bahwa apoteker selalu ada, menemani dan menjaga pasien agar keamanan pasien terjamin saat menggunakan obat.

 Aplikasi Apoteker ISUN sendiri telah mendapatkan penghargaan di tahun 2019 sebagai aplikasi rumah sakit terbaik ketiga dalam KARS Award dan juga diliput dalam newsletter FIP untuk regional Asia Pasifik.

Sementara itu, apt. Dhea Ramadhany Sugma S. Farm menyampaikan materi Detteksi Dini Efek Samping Obat Kemoterapi MenggunakanChecklist Elektronik’. 

Baca Juga  Jadipraktisi.com menggelar Webinar GRATIS untuk Memperingati World Pharmacist Day

Dhea Ramadhany Sugma membagikan pengalamannya, bagaimana ia memanfaatkan teknologi informasi untuk mengidentifikasikan efek samping obat kemoterapi pada pasien pediatri di RS. Cipto Mangunkusumo. 

Inovasi yang dirancang ini didasarkan pada fakta bahwa kejadian efek samping obat pada pasien pediatri seringkali disepelekan sehingga tidak dapat dideteksi sedini mungkin.

 Berdasarkan informasi dari pasien dan pengamatan di lapangan, maka apt. Dhea Ramadhany Sugma, S.Farm memulai langkah inovasinya dari merancang poster edukasi tentang efek samping obat kemoterapi pada pasien pediatri, hingga membuat sistem pelaporan mandiri oleh keluarga pasien tentang efek samping obat yang dialami oleh pasien pediatri. 

Hasil dari inovasi ini adalah keberadaan suatu database kejadian efek samping obat pada pasien pediatri yang menerima kemoterapi sehingga memperkuat proses pengawasan terjadinya efek samping obat.

Salah satu hal yang ditekankan oleh kedua narasumber ketika membahas topik ini adalah betapa pentingnya keterbukaan seorang apoteker terhadap perkembangan teknologi.

‘’Saat ini kita sedang mengalami perubahan yang sangat cepat, sehingga kita harus memiliki mental yang adaptif di tengah berbagai perubahan yang ada,’’ ungkap Ari Kurnianingsih.

Baca Juga  Relawan Apoteker Bertugas di Lokasi Bencana Turki

‘’Di era globalisasi dan teknologi informasi ini, seorang apoteker yang bertugas di bidang apa pun harus memiliki pola pikir digital (digital mindset) berupa pola pikir yang adaptif, siap dengan ambiguitas, rasa penasaran yang tinggi, kolaboratif, dan mampu melakukan diversifikasi,’’ tambah Dhea Ramadhany Sugma. 

Pesan lain yang disampaikan dalam sesi ini adalah ketika apoteker diharapkan menjadi salah satu profesi yang diingat oleh pasiennya, maka apoteker harus paham value of care berupa kompetensi, empati, dan keramahtamahan.

Semua inovasi-inovasi yang dilakukan oleh kedua apoteker teladan ini berangkat dari kepedulian dan semangat pelayanan yang tinggi yang memperhatikan kebutuhan yang paling besar yang diinginkan pasien. 

Berdasarkan hal tersebut, maka inovasi bisa dirancang baik dalam bentuk suatu aplikasi yang dapat diintegrasikan dengan aplikasi lain yang digunakan di sistem rumah sakit.

Inovasi juga dapat  berupa database yang di kemudian hari dapat dijadikan dasar penelaahan dan pengambilan keputusan oleh pemangku kebijakan terkait dalam pelayanan pasien.(apt. Meutia Faradilla, M.Si)***

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90