“PAK, mau beli obat setelan sakit gigi,” ucap seorang lelaki. “Sebentar ya saya racikkan,” tutur sang lelaki. Dia langsung ke belakang, mengambil beberapa jenis obat lalu digabungkan menjadi satu wadah. “Ini ya obatnya,” sambil menyerahkan obat yang dibungkus plastik.
Percakapan singkat tersebut terjadi di sebuah kota di Indonesia. Seorang yang membeli obat sakit gigi, diberikan satu bungkusan robekan koran yang berisi gabungan beberapa obat.
Itulah yang disebut obat setelan.
Obat setelan biasanya berisi beberapa tablet atau kapsul dalam satu plastik dan diklaim dapat menyembuhkan penyakit tertentu.
Obat setelan sering ditemukan pada penjualan di warung-warung atau toko obat secara rentengan.
Obat setelan tidak dikemas dalam kemasan asli dari industri farmasi, sehingga mutu obat tidak terjamin.
Kemasannya sengaja dibuka untuk bisa dicampur dengan obat-obatan lainnya dan agar tidak diketahui nama obat yang digunakan.
Dengan cara seperti itu membuat pembeli saat mengalami sakit yang sama akan kembali lagi ke tempat dia membeli obat setelan tersebut, untuk mendapatkan obat yang sama.
Obat setelan tidak diketahui kandungannya, tidak memiliki identitas nama obat, nomor bets dan tanggal kedaluwarsa, indikasi dan dosis/aturan pakai, sehingga mutu keamanan dan khasiat obat tidak terjamin dan berbahaya bagi masyarakat.
Masyarakat harus lebih selektif bahkan tidak membeli dan menggunakan obat setelan.
Alangkah lebih baik, langsung menemui apoteker di apotek atau berkunjung ke dokter menanyakan diagnosa penyakit yang diderita.
Bila tidak berkunjung ke dokter, bisa melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) dengan didampingi oleh apoteker saat ingin membeli atau menggunakan obat tersebut.
Dikhawatirkan dengan membeli obat setelan, penyakit tidak menjadi sembuh. Bisa jadi penyakit tidak hilang, bahkan lebih parah.
Obat setelan merupakan obat-obatan golongan obat keras yang seharusnya diperoleh dengan menggunakan resep dokter.
Selain itu, obat setelan dijual bebas dan diracik oleh orang yang tidak memiliki kompetensi di bidang kefarmasian.
Oknum tersebut mencampur beberapa jenis obat dengan cara membuka kemasan asli obat, lalu dijadikan satu wadah dan diserahkan kepada pembeli.
Dia mencampur obat berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya tanpa dilandasi ilmu kefarmasian yang benar.
Jangan beli obat setelan, sekilas memang tampak murah, tetapi akan lebih mahal jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akibat salah menggunakan obat.
Pastikan membeli obat yang benar dan obat dikemas dengan kemasan asli dari pabriknya, bukan dikemas dalam satu wadah plastik atau robekan koran dan obat terbuka tanpa kemasan bahkan tidak diketahui nama obat tersebut.
Jangan gunakan obat setelan, dampak yang akan dirasakan sangat berisiko pada kesehatan sendiri.
Tanyakan kepada apoteker mengenai obat yang akan dibeli atau konsumsi.
Obat bukanlah sejenis makanan atau minuman yang dengan mudah digunakan.
Obat adalah bahan kimia yang sangat berisiko apabila salah dalam penggunaannya. Jangan beli dan jangan gunakan obat setelan.
“Semua obat adalah racun yang membedakan hanyalah dosisnya”.***