Site icon IAI NEWS

Ajari Remaja Hadapi Bullying dengan Pikiran Positif, Bangun Mental Tangguh

JAMBI, IAINews- Bullying masih menjadi salah satu masalah yang sering dialami remaja di sekolah. Bentuknya beragam, mulai dari kekerasan verbal, kekerasan fisik, hingga perundungan di media sosial.

Meski sering dianggap sepele, dampak penindasan atau bullying ini bisa sangat serius. Tidak hanya menurunkan rasa percaya diri, tetapi juga mengganggu kesehatan mental dan menghambat perkembangan sosial siswa.

Menyikapi hal tersebut, Tim Pengabdian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi hadir di MAN 1 Kota Jambi pada 4 September 2025 untuk memberikan edukasi dengan tema “Cegah Bullying dengan Berpikir Positif”.

Kegiatan ini bertujuan menanamkan kesadaran sekaligus membekali remaja dengan keterampilan menghadapi perundungan yang sering terjadi di lingkungan mereka.

Pemaparan materi oleh Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J.,

Materi utama disampaikan oleh Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J., yang menjelaskan bahwa bullying tidak hanya sebatas bentrokan biasa.

Ada intimidasi verbal seperti intimidasi dan hinaan, intimidasi fisik seperti mendorong atau memukul, hingga intimidasi sosial yang bisa berupa pengucilan atau penyebaran gosip.

Di era digital, cyberbullying pun semakin marak, di mana komentar negatif dan kebencian bisa tersebar luas hanya dengan satu klik.

Riska Amalya Nasution kemudian mengingatkan pentingnya kemampuan remaja untuk mengenali berbagai bentuk bullying ini.

Dengan pemahaman yang baik, siswa dapat lebih waspada dan tidak mudah terjebak dalam siklus perundungan, baik sebagai korban maupun pelaku.

Ia juga mengingatkan bahwa bullying tidak hanya merugikan korbannya, tetapi juga bisa memberikan dampak buruk bagi pelakunya karena berpotensi mengganggu perkembangan karakter dan hubungan sosialnya.

Lebih jauh, siswa diajak memahami strategi pencegahan bullying yang bisa dilakukan sejak dini.

Menurut Riska, salah satu kunci penting adalah membiasakan diri berpikir positif. Pikiran positif membantu remaja melihat dirinya berharga, lebih tahan menghadapi kegagalan, serta tidak mudah runtuh saat menghadapi tekanan.

“Ketika kita bisa berpikir positif, kita menjadi lebih kuat dan tidak mudah goyah oleh hal-hal negatif,” ujar Riska Amalya Nastuion.

Dalam kesempatan itu, ia membagikan delapan tips praktis untuk mencegah bullying.

Pertama, mengenali nilai diri sendiri dengan cara melatih afirmasi harian seperti, “Saya cukup, saya mampu, saya berharga’’.

Kedua, membangun empati dan kepedulian sosial agar lebih peka terhadap perasaan orang lain. Ketiga, melatih komunikasi positif sehingga tidak merugikan teman sebaya.

Tips keempat selanjutnya adalah mengembangkan lingkungan pertemanan yang sehat, di mana dukungan dan rasa saling menghargai menjadi dasar kebersamaan.

Kelima, meningkatkan ketahanan mental atau resiliensi . Riska Amalya Nasuiton menegaskan bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya, justru menjadi pengalaman untuk belajar dan bangkit.

Keenam, Riska Amalya Nasution juga mengingatkan tentang pentingnya membatasi pengaruh negatif media sosial. Konten yang memicu konfrontasi sosial dapat berdampak buruk pada kesehatan mental remaja. Sebaliknya media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal positif dan inspiratif.

Ketujuh, selanjutnya siswa diajak untuk berani menolak dan melaporkan tindakan penindasan, baik kepada guru, orang tua, maupun pihak yang berwenang.

Kedelapan, tips terakhir adalah melibatkan diri dalam kegiatan positif, seperti olahraga, seni, atau organisasi sosial.

Aktivitas semacam ini bukan hanya menyalurkan energi secara sehat, tetapi juga memperluas pergaulan dan membangun identitas diri yang lebih baik.

Melalui sesi diskusi  interaktif, siswa diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan, pandangan dan pengalaman mereka menghadapi bullying.

Mereka terlihat begitu antusias saat menyampaikan berbagai pandangan dan pengalaman mereka terkait bullying tersebut.

Diskusi ini membuat suasana lebih hidup sekaligus memberi ruang bagi siswa untuk merasa didengarkan.

Rangkaian edukasi ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling menghargai, serta memperkuat mental remaja dalam menghadapi tantangan sosial di sekolah.

Dengan memahami jenis-jenis bullying dan membiasakan diri berpikir positif, remaja diharapkan tidak hanya mampu menolak perundungan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menebarkan energi baik di lingkungannya.

Edukasi semacam ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua siswa.***

Exit mobile version