PEKALONGAN, IAINews – Jangan kaget kalau ada cerita Dagusibu di lomba membatik dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Museum Batik Pekalongan.
Dinas Kebudayaan Parwisata Pemuda dan Olahraga Pekalongan menggelar acara lomba membatik pada Rabu, 17 Juli 2024 lalu.
Lomba membantik ini diikuti oleh 50 peserta yang antusias mengikuti kegiatan ini. Terlihat kerumuman masyarakat pecinta seni dan budaya tumpah ruah menyaksikan serangkaian kegiatan HUT Museum Batik.
Acara hari itu, tidak hanya memamerkan keindahan warisan budaya batik Pekalongan, tetapi juga dirangkaikan dengan edukasi kesehatan yang penting bagi masyarakat.
Kehadiran seorang apoteker dalam kegiatan lomba membatik, tentu menjadi daya tarik tersendiri.
Sebelum dimulai, apt. Dra. Mien Sumirah, berbagi cerita Dagusibu di lomba membatik tersebut.
Apt Mien Sumirah memberikan penyuluhan mengenai Isi Piringku dan Dagusibu. Penyuluhan ini berfokus pada 2 aspek penting, yaitu gizi seimbang dan penggunaan obat yang benar.
Materi pertama mengenai Isi Piringku memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dengan cara menyajikan makanan dalam porsi dan variasi yang tepat.
‘’Tujuan program Isi Piringku ini adalah agar masyarakat dapat mengatur isi piring makan mereka sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai dengan anjuran kesehatan,’’ ungkap apt Mien Sumirah.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap porsi makanan yang dikonsumsi setiap hari mencakup kebutuhan nutrisi yang cukup, termasuk protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
‘’Saya berharap dengan gizi seimbang, tingkat kreativitas dalam membatik tetap terjaga dan hasil karya seniman batik dapat tetap dicintai oleh masyarakat baik di dalam maupun luar negeri,’’ ujar apt Mien Sumirah.
Di materi kedua, apt Mien Sumirah berbagi cerita Dagusibu di lomba membatik tersebut.
Apt Mien Sumirah memberikan pengetahuan mengenai cara penggunaan obat-obatan yang benar dengan konsep Dagusibu.
Yaitu bagaimana menDApatkan, mengGunakan, Simpan dan Buang obat dengan cara yang baik dan benar.
Konsep Dagusibu ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan obat yang aman dan sesuai dengan petunjuk medis.
Apt Mien Sumirah menekankan bahwa obat sebaiknya diperoleh dari tempat yang terpercaya yakni di apotek dan toko obat berijin.
Pasien harus menggunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan agar mendapatkan manfaat yang maksimal dari obat yang dikonsumsinya.
Agar kualias obat dapat terjaga, maka harus disimpan sesuai petunjuk pada kemasan, jangan terkena sinar matahari langsung atau di tempat yang telalu lembab misalnya.
Terakhir, obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa harus dibuang dengan cara yang benar untuk mengurangi risiko penyalahgunaan.
Salah satu cara membuang obat adalah dengan merusak obat berupa tablet, membuka serbuk dari cangkang kapsul. Untuk sirup campur dengan air atau tanah sebelum dibuang ke tempat sampah atau air mengalir.
Peseerta lomba yang sudah berkumpul sejak pagi, kemudian memulai kegiatan lomba. Mereka diberi waktu untuk mengekspresikan kreativitas dalam menciptakan batik dengan berbagai motif dan warna yang khas.
Para peserta nampak serius dan penuh semangat dalam menyelesaikan karya-karyanya di tengah semilir angin yang menambah suasana adem ayem dan sejuk.
Sambil menunggu penilaian, peserta dapat menikmati pameran berupa batik karya seniman batik tanah air, khususnya Pekalongan.
Acara berlangsung lancar dan meriah, ditandai dengan sorak sorai penonton saat para pemenang lomba diumumkan.
Kompetisi ini berhasil menciptakan atmosfer kebersamaan yang erat di antara peserta dan mengukuhkan kembali kecintaan terhadap batik sebagai warisan budaya yang membanggakan.
“Saya sangat senang dapat ikut berpartisipasi dalam kegaitan ini dengan memberikan pengetahuan tentang gizi seimbang dan penggunaan obat,’’ tutu apt Mien Sumirah usai acara.
‘’Harapannya dengan edukasi mengenai Isi Pringku dan Dagusibu, masyarakat terus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan lebih bijak lagi dalam menggunakan obat,’’ kata apt Mien Sumirah.
‘’Semoga kegiatan ini bisa terus diadakan, rutin setiap tahun. Sangat penting untuk melestarikan budaya Indonesia, apalagi batik sudah ditetapkan warisan tak benda dari Unesco,’’ papar apt Mien Sumirah.
‘’Tentu saja jangan lupa untuk terus diselingi edukasi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai isu-isu kesehatan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,’’ tambah Apt Mien Sumirah.***