Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

A Long Life Learner Pharmacist

simona 1
banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA, IAINews – Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.

Dalam dunia kesehatan yang terus berkembang, konsep long life learner pharmacist menjadi kunci utama untuk memastikan kualitas pelayanan yang terbaik.

Iklan ×

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Indonesia, apoteker dituntut untuk melakukan pelaporan pelayanan kefarmasian dan self assessment menggunakan aplikasi Simona ( Sistem Informasi Monitoring dan Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian).

Simona adalah platform digital yang dikembangkan untuk mempermudah fasilitas kesehatan dalam melaporkan pelayanan kefarmasian kepada Kementerian Kesehatan.

simona 2

Simona memungkinkan pelaporan yang lebih terstruktur dan terintegrasi sehingga memudahkan evaluasi dan peningkatan layanan secara berkelanjutan.

Pada aplikasi Simona setiap fasilitas pelayanan kefarmasiaan diwajibkan melaporkan seluruh kegiatan kefarmasiaan dimulai dari jumlah tenaga kefarmasiaan hingga pelaporan capaian pelayanan farmasi klinis.

Namun, meskipun kemajuan teknologi memudahkan dan mempercepat proses pelaporan, bagi sebagian orang, terutama kaum lanjut usia, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri.

Mereka harus menghadapi keterbatasan dalam penggunaan teknologi sambil tetap harus mengikuti perkembangan zaman. Lalu, bagaimana kaum lanjut usia menghadapi tantangan ini?

Bagaimana mereka bisa tetap berkontribusi dan mengikuti perkembangan dalam pelayanan kefarmasian?

Baca Juga  Sambut Idul Fitri PC IAI Majene Gelar Pasar Murah

Menyikapi hal ini pada Selasa, 9 Juli 2024 yang lalu, Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (PC IAI) Jakarta Pusat bersama Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat menyelenggarakan sebuah workshop.

Workshop ini dirancang sebagai salah satu upaya apoteker sebagai a long life learner pharmacist.

Dihadiri 100 apoteker dari Puskesmas dan apotek di wilayah Jakarta Pusat mereka belajar dan berbagi pengetahuan tentang penggunaan aplikasi Simona.

Workshop ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teknologi dan penggunaannya oleh apoteker dari berbagai generasi, termasuk mereka yang berusia lanjut.

simona 3

Apt. Sari Mutiarani, M.Farm. dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selaku narasumber menjelaskan secara detail langkah-langkah pelaporan pelayanan kefarmasian melalui aplikasi ini.

Para apoteker diberikan panduan praktis tentang bagaimana memasukkan data pelayanan harian, jenis obat yang diberikan, dan interaksi dengan pasien.

Tujuan dari pelaporan ini adalah untuk memastikan bahwa semua pelayanan yang diberikan dapat terdokumentasi dengan baik, sehingga memudahkan dalam evaluasi kinerja dan perbaikan layanan.

Selain pelaporan rutin, aplikasi Simona juga dilengkapi dengan fitur self assessment yang membantu apoteker dalam mengevaluasi sendiri kinerja dan pelayanan yang telah diberikan.

‘’Self assessment ini penting untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan  serta memastikan standar pelayanan kefarmasian dapat selalu terpenuhi,’’ ujar apt Sari Mutiarani.

Baca Juga  PC IAI Karanganyar Ajak Masyarakat Dukung Gerakan Pemberantasan Obat Ilegal melalui Program "Ayo Buang Sampah Obat"

Antusiasme yang tinggi selama sesi berlangsung, ditunjukkan oleh para peserta yang pro aktif bertanya dan berdiskusi dalam mengenai berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi dalam menggunakan aplikasi Simona.

Workshop ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga menjadi ajang untuk berbagi pengalaman dan solusi praktis di lapangan.

Para apoteker senior, meskipun menghadapi tantangan teknologi, menunjukkan semangat belajar yang luar biasa dan kesediaan untuk terus mengembangkan diri. Menunjukkan bahwa mereka adalah a long life learner pharmacist

“Saya mengapresiasi sekali kegiatan yang dilakukan oleh para apoteker, terlebih lagi saya ucapkan salam hormat kepada para senior yang hadir pada kegiatan ini,’’ ungkap Dr Rismasari, MARS, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat.

‘’Peningkatan kompetensi dan update informasi seperti ini semoga menjadi contoh bagi profesi kesehatan lainnya. Para peserta ternyata benar-benar long life learner pharmacist,’’ ujar Dr Rismasari.

Kegembiraan juga dirasakan oleh salah satu apoteker senior berusia 70 tahun yang merupakan angkatan kedua apoteker Unair.

‘’Saya pribadi dan apoteker senior lainnya sangat berbahagia dapat hadir di acara ini. Banyak sekali informasi yang saya dapatkan hari ini. Saya berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin sehingga kami dapat terus mengikuti perkembangan pelayanan kefarmasian,’’ ungkap apt Siti Laswini anggota PC IAI Jakarta Pusat.

Baca Juga  Serunya APOCIL di SDIT Al-Mubarok: Menjadi Pahlawan Obat Masa Depan!

Di akhir acara, apt. Muhammad Fachmi Adi Pratama, S.Farm.,  Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan, mengucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta atas partisipasinya.

Apt Muhammad Fachmi memberikan arahan tindak lanjut untuk seluruh fasilitas kesehatan di wilayah Jakarta Pusat, termasuk registrasi Simona dan pelaporan bulanan serta tahunan.

‘’Saya berharap kegiatan ini membantu rekan sejawat semua dalam melakukan pelayanan kefarmasian,’’ jelas apt Muhammad Fachmi.

Dengan semangat belajar yang tak mengenal usia, apoteker terus berupaya meningkatkan kompetensi dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, dengan menjadi a long life learner pharmacist.

Adanya kolaborasi antara Ikatan Apoteker Indonesia dengan pemerintah dapat menjadi contoh nyata bahwa pendidikan dan pengembangan profesional adalah investasi jangka panjang untuk masa depan kesehatan yang lebih baik.

Melalui workshop ini, apoteker senior dapat terus berkontribusi dan mengikuti perkembangan dalam pelayanan kefarmasian, membuktikan bahwa belajar tak kenal usia, long life learner pharmacist.***

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90