JAMBI, IAINews – Rokok elektrik atau vape semakin populer di kalangan remaja. Banyak yang beranggapan bahwa vape lebih aman dibandingkan rokok biasa, namun bukti ilmiah justru menunjukkan sebaliknya.
Penggunaan vape justru dapat memicu gangguan kesehatan fisik maupun mental, bahkan berpotensi mengandung zat berbahaya yang seharusnya hanya digunakan dalam tindakan medis.

Isu ini menjadi bahasan utama dalam kegiatan pengabdian masyarakat Tim Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi dengan tema “Waspada Obat Ilegal di Rokok Elektrik dan Penggunaan Obat Psikiatri yang Aman dan Tepat”.
Kegiatan ini dilaksanakan di MAN 1 Kota Jambi pada Kamis, 4 September 2025, dengan melibatkan siswa sebagai peserta utama.
Materi utama disampaikan oleh apt. Nurul Kamilah Sadli, S.Farm., M.Farm.Klin., yang merupakan dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Menurut apt Nurul Kamaliah, penelitian di Kanada juga menampilkan pola yang sama dengan di Amerika Serikat, di mana remaja pengguna vape cenderung menghadapi masalah emosional lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya.
“Vape bukan sekadar asap dengan rasa buah atau mint. Ada risiko besar yang bisa merusak kesehatan fisik maupun mental,” jelas Nurul Kamaliah.
Lebih mencemaskan lagi, sejumlah pemeriksaan laboratorium di beberapa negara menemukan zat seperti etomidate, metomidate, dan ketamine dalam cairan vape.
Etomidate seharusnya hanya digunakan oleh dokter sebagai obat bius singkat pada prosedur medis. Bila disalahgunakan dalam vape, zat ini bisa memicu gangguan kesadaran, ketergantungan, bahkan kerusakan organ.
Selain membahas bahaya vape, Nurul juga menekankan pentingnya pemahaman remaja mengenai penggunaan obat psikiatri.
Menurutnya, obat-obatan psikiatri membantu pasien mengendalikan gejala kecemasan, suasana hati, maupun gangguan emosional. Namun, penggunaannya harus benar-benar tepat dan sesuai anjuran dokter.
Ada delapan prinsip aman yang perlu dipatuhi. Pertama, selalu gunakan obat berdasarkan resep dokter. Kedua, patuhi dosis dan jadwal yang diberikan. Ketiga, jangan menghentikan obat secara mendadak tanpa proses medis. Keempat, lakukan konsultasi jika muncul efek samping.
Prinsip kelima adalah tidak berbagi obat dengan orang lain meskipun gejalanya mirip. Keenam, simpan obat di tempat yang aman agar tidak disalahgunakan. Ketujuh, rutin kontrol ke dokter agar terapi dapat dievaluasi secara berkala. Kedelapan, hindari penggunaan rokok maupun alkohol saat mengonsumsi obat psikiatri karena dapat meningkatkan terjadinya toksisitas atau efek samping yang berbahaya.
Nurul menegaskan bahwa kepatuhan terhadap aturan tersebut sangat penting untuk menjaga efektivitas terapi.
“Obat psikiatri bisa membantu kualitas hidup pasien, tapi hanya jika digunakan dengan benar dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Dalam menyampaikan materi, Nurul juga membagikan pesan motivasi kepada peserta.
“Masa depanmu bukan soal keberuntungan, tapi tentang proses yang kamu jalani hari ini. Rawat pikiranmu, bangun kebiasaan sehat, dan jangan biarkan pelarian sementara merampas mimpimu,” katanya. Pesan ini disambut hangat oleh para siswa yang mengikuti kegiatan dengan antusias.
Diskusi interaktif pada akhir sesi meningkatkan wawasan peserta; banyak siswa mengajukan pertanyaan mengenai strategi penghentian merokok dan penggunaan rokok elektrik serta praktik aman dalam terapi psikiatri.
Temuan ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak sekadar menyampaikan informasi, melainkan juga menyediakan ruang dialog yang membangun kesadaran kolektif.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat literasi kesehatan generasi muda sehingga mereka dapat memilih tindakan yang mendukung kesehatan dan menghindari perilaku berisiko.
Selain berdampak pada individu, peningkatan literasi ini berpotensi memperluas efek edukatif ke masyarakat terutama keluarga terdekat yang menggunakan terapi psikiatri, sehingga pemahaman tentang penggunaan psikiatri yang tepat dan aman dapat mengoptimalkan hasil pengobatan dan kualitas hidup pasien serta tidak terjadinya penyalahgunaan obat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang diketuai oleh apt. Yuliawati, M.Farm., dengan anggota Annisa Andriani, M.Psi., Psikolog; apt. Fitrianingsih, S.Farm., M.Farm.; apt. Fathnur Sani K., S.Farm., M.Farm., apt. Nurul Kamilah Sadli, S.Farm., M.Farm.Klin.; Dr.apt. Uce Lestari, S.Farm., M.Farm.; dan Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si.
Kegiatan ini terlaksana dengan baik berkat dukungan dana PNBP Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
‘’Harapannya, edukasi ini dapat membuka wawasan remaja tentang bahaya vape sekaligus memberikan bekal untuk menggunakan obat psikiatri secara tepat dan bertanggung jawab,’’ ungkap apt Yuliawati.
‘’Dengan demikian, generasi muda dapat tumbuh lebih sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan masa depan,’’ tutup apt. Yuliawati.***