BANDUNG, IAINews – Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Raden Vini Adiani Dewi menyatakan bahwa di tahun 2045 Jawa Barat membutuhkan tenaga profesional apoteker untuk mencukupi penyebaran 4.000 lebih fasilitas pelayanan kesehatan.
‘’Apoteker berperan pada transformasi layanan primer dengan memberi edukasi kepada penduduk, pelayanan konsultasi, rekomendasi gaya hidup, dan manajemen diri dengan PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktifitas fisik dengan aman, dan Hindari asal rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya),’’ ungkap dr Vini Adiani, pada Workshop Hisfarmas PD IAI Jabar 2025.
Workshop yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu , 6-7 September 2025 diikuti 825 apoteker baik dari Jawa Barat maupun luar Jawa Barat.
Workshop kali ini mengambil tema ‘Apoteker Masa Depan : Transformasi Peran Strategis Dalam Pelayanan Kesehatan Primer Menuju Era Digital’.
Di hari pertama, workshop dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dilanjutkan dengan workshop, pharmacy update, dan simposium. Di hari kedua selain workshop, pharmacy update dan symposium kegiatan juga diramaikan dengan pengabdian masyarakat.
Ketua pelaksana apt. Esti Lestari, S.Si, menyampaikan bahwa acara ini dirancang untuk menjawab kebutuhan dan tantangan yang dihadapi apoteker saat ini khususnya di bidang pelayanan kesehatan primer ditengah perkembangan teknologi yang membawa perubahan dalam dunia kesehatan dan sistem pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan peran dari traditional dispensing menuju pharmaceutical care yang komprehensif menuntut peningkatan kompetensi berkelanjutan bagi seluruh apoteker yang bertugas di Puskesmas, klinik pratama, dan apotek komunitas/mandiri.
‘’Implementasi sistem Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dan integrasi teknologi informasi kesehatan memerlukan adaptasi signifikan dalam praktik kefarmasian,’’jelas apt Esti Lestari.
Sementara itu, Ketua PD IAI Jawa Barat. apt. Catleya Febrinella, S.Si., MM, menyampaikan bahwa integritas dan kompetensi apoteker menjadi hal yang krusial saat ini.
‘’Acara ini menjadi momentum untuk merefleksikan peran dan mengevaluasi praktik berbasis pada kompetensi dan merancang strategi implementasi,’’ ungkap apt Catleya Febrinella.
‘’Manfaatkan acara ini untuk menguatkan profesionalisme, mengasah mawas diri dan komunikasi efektif. Semoga ini menjadi langkah awal menuju era baru profesi apoteker yang lebih cemerlang dalam transformasi kesehatan Indonesia,’’ pesan apt. Catleya Febrinella kemudian.
Melalui workshop ini diharapkan apoteker dapat mengembangkan kompetensi strategis yang relevan dengan tuntutan profesi masa depan, sehingga mampu berkontribusi maksimal dalam mewujudkan pelayanan kesehatan primer yang berkualitas, mudah diakses, dan berpusat pada pasien.***