JAMBI, IAINews – Kesehatan mental saat ini menjadi salah satu isu penting yang dihadapi remaja.
Masa remaja adalah fase penuh perubahan, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial.
Tidak sedikit remaja yang mengalami tekanan hidup hingga berdampak pada Kesehatan mentalnya.
Berdasarkan survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, sebanyak 15,5 juta remaja di Indonesia atau sekitar 34,9% dilaporkan mengalami masalah kesehatan mental.
Kondisi ini perlu mendapat perhatian khusus agar tidak berlanjut pada gangguan yang lebih serius.
Pengabdian Masyarakat di MAN 1 Kota Jambi
Sebagai wujud kepedulian, Tim Pengabdian “Kolaborasi Profesi Kesehatan dalam Peningkatan Literasi Kesehatan Mental dan Penanganan Awal Gangguan Psikologis” menyelenggarakan kegiatan edukasi di MAN 1 Kota Jambi pada Hari Kamis, 4 September 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Annisa Andriani, M.Psi., Psikolog, dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Tim pengabdian diketuai oleh apt. Yuliawati, M.Farm., dengan anggota:
Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J.
Annisa Andriani, M.Psi., Psikolog
Apt. Dr. Fitrianingsih, S.Farm., M.Farm.
apt. Nurul Kamilah Sadli, S.Farm., M.Farm.Klin.
apt. Fathnur Sani K., S.Farm., M.Farm.
Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si.
Dr. apt. Uce Lestari, S.Farm., M.Farm.
Pentingnya Memahami Kesehatan Mental
Dalam pemaparannya, Annisa Andriani menjelaskan bahwa memiliki kesehatan mental yang baik bukan berarti seseorang tidak pernah memiliki masalah.
“Individu yang sehat mental artinya mampu mengelola emosi, menghadapi tekanan, tetap produktif, dan berkontribusi pada lingkungannya,’’ ungkap Annisa Andriani.
‘’Jadi, sehat mental tidak sama dengan hidup tanpa masalah,” jelas Annisa Andriani.
Ia menambahkan, masalah kesehatan mental pada remaja bisa berdampak besar, mulai dari menurunnya konsentrasi belajar, pola tidur dan makan yang terganggu, kesehatan fisik menurun, hingga risiko penyalahgunaan zat adiktif.
Hubungan sosial yang renggang dan turunnya rasa percaya diri juga menjadi dampak nyata yang sering terlihat.
Tanda-Tanda Masalah Kesehatan Mental
Para siswa diajak mengenali tanda-tanda awal yang patut diwaspadai, antara lain:
– Perubahan perilaku yang drastis.
– Menarik diri dari pergaulan.
– Prestasi belajar menurun.
– Gangguan pola tidur dan makan.
– Mudah marah atau sedih berlebihan.
– Munculnya niat melukai diri sendiri.
Menurut Annisa, deteksi dini menjadi langkah penting untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
Upaya Penanganan dan Layanan Bantuan
Tim pengabdian menekankan bahwa langkah pertama menghadapi masalah adalah bercerita kepada orang terdekat, seperti keluarga atau guru.
Jika kondisi belum membaik, remaja perlu mencari bantuan profesional seperti psikolog, psikiater, atau konselor.
Peserta juga diperkenalkan dengan layanan kesehatan mental gratis, seperti SEJIWA (119 ext. 8) dan Healing119.id.
Strategi Pencegahan Gangguan Mental
Selain penanganan, siswa juga mendapat edukasi tentang langkah pencegahan. Beberapa di antaranya adalah:
– Olahraga rutin minimal 30 menit sehari.
– Konsumsi makanan sehat bergizi.
– Tidur cukup 8–9 jam setiap hari.
– Berinteraksi positif dengan teman.
– Mengembangkan hobi yang menyenangkan.
“Salah satu cara sederhana menjaga kesehatan mental adalah dengan berbuat baik pada diri sendiri dan orang lain,’’ tutur Annisa.
‘’Karena ketika kita peduli, hati kita juga ikut tenang,” tambah Annisa.
Harapan dari Kegiatan Pengabdian
Sebagai penutup, Ketua Tim Pengabdian, apt. Yuliawati, M.Farm., menegaskan pentingnya literasi kesehatan mental bagi remaja.
“Kami ingin para siswa sadar bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik,’’ ungkap apt. Yuliawati.
‘’Melalui edukasi ini, kami berharap mereka lebih berani bercerita, lebih siap mencari bantuan, dan tumbuh menjadi generasi yang kuat, sehat, serta berdaya saing tinggi,” ujar apt. Yuliawati.
Kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan pendanaan PNBP Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Dengan meningkatnya literasi kesehatan mental di kalangan remaja, diharapkan tercipta generasi yang lebih sehat, bahagia, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.***