Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Empati dan Edukasi Apoteker, Kunci Kesembuhan Pasien TB

Peran Strategis Apoteker dalam Meningkatkan Kepatuhan Pasien

Apoteker Windi Wikandari
banner 120x600
banner 468x60

Makassar, IAINews –Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di wilayah Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Data notifikasi kasus TB dari Puskesmas Cakung dan delapan kelurahan sekitar menunjukkan jumlah yang signifikan sepanjang Januari–Juli 2025. Meski upaya pengendalian terus dilakukan, tantangan terbesar justru muncul dari ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan jangka panjang. Apoteker berperan penting tingkatkan kepatuhan minum obat tuberkulosis melalui empati, edukasi, dan inovasi layanan farmasi.

Disampaikan pada sesi Workshop oleh apt. Windi Wikandari, S.Farm yang mewakili HISFARKESMAS PP IAI dalam forum Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (PIT IAI) 2025, Jum’at, 29 Agustus 2025 di Makassar, terungkap bahwa peran apoteker tidak sebatas memberikan obat, melainkan juga mendampingi pasien melalui empati, edukasi, dan komunikasi yang tepat. Sesi ini dipandu oleh Ketua HISFARKESMAS PP IAI, apt. Maria Ulfah, S.Si, MM, M.Ikom.

Iklan ×

Apoteker Tingkatkan Kepatuhan Pasien TB

Masih banyak mitos keliru seputar TB paru yang beredar di masyarakat. Ada yang percaya bahwa TB merupakan kutukan, guna-guna, atau penyakit keturunan. Faktanya, TB paru disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Mitos lain menyebut pasien TB harus diisolasi total. Padahal, selama pasien disiplin minum obat, menutup mulut saat batuk atau bersin, mereka tetap dapat berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan. TB paru juga tidak menular lewat debu, melainkan melalui percikan udara (droplet) saat penderita batuk, bersin, atau berbicara.

https://tbindonesia.or.id

Faktor Penyebab Ketidakpatuhan

Kepatuhan pasien TB dalam menjalani terapi obat sering kali terkendala oleh berbagai faktor:

  1. Faktor dari Pasien

Lupa minum obat, pengetahuan terbatas tentang penyakit, hingga tekanan akibat stigma sosial. Kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol memperburuk kondisi, apalagi bila dukungan keluarga minim.

  1. Faktor Sistem Kesehatan
Baca Juga  Obat Ini Akan Bekerja Dengan Lebih Baik Jika Aku Semangat dan Percaya Pada Kesembuhan

Hubungan yang kurang baik antara pasien dan tenaga kesehatan menurunkan kepercayaan. Minimnya pelatihan komunikasi bagi tenaga kesehatan dan beban kerja tinggi di daerah padat kasus TB membuat layanan tidak maksimal.

  1. Faktor Koinfeksi, Kesehatan Mental, dan Kekambuhan TB

Depresi, motivasi rendah, hingga trauma akibat sering dirawat membuat pasien enggan melanjutkan pengobatan. Riwayat kambuh dan koinfeksi HIV memperberat kepatuhan.

  1. Faktor Efek Samping dan Merasa Sembuh

Obat TB bisa menimbulkan gangguan gastrointestinal, kerusakan hati, hingga neuropati. Banyaknya obat yang harus diminum, terutama pada pasien HIV, membuat mereka rentan berhenti terapi lebih awal karena merasa sudah sembuh.

  1. Faktor Sosioekonomi

Kemiskinan, gizi buruk, lingkungan padat, dan akses kesehatan terbatas menjadi hambatan serius. Kondisi ini sering berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok dan konsumsi alkohol.

Apoteker Windi Wikandari

Peran Apoteker: Lebih dari Sekadar Pemberi Obat

Menurut Windi, apoteker memiliki peran kunci dalam menjembatani kesenjangan antara pasien, masyarakat, dan layanan kesehatan. Melalui empati, apoteker memahami beban psikologis pasien. Dengan edukasi, mereka meluruskan mitos sekaligus memberi pengetahuan praktis mengenai TB. Sedangkan lewat komunikasi efektif, apoteker mampu meningkatkan rasa percaya diri pasien sehingga lebih patuh menjalani pengobatan.

“Pasien TB bukan hanya membutuhkan obat, tapi juga pendampingan yang membuat mereka yakin, tidak sendiri, dan tetap optimis,” tegas Windi.

Tuberkulosis bisa disembuhkan, tetapi keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada kepatuhan pasien. Dengan strategi empati, edukasi, dan komunikasi yang konsisten dari apoteker, angka keberhasilan terapi diharapkan meningkat.

Baca Juga  Semarak World Pharmacists Day: Apoteker Berau Aksi Turun ke Jalan

Edukasi pada pasien TB juga dilakukan oleh 23 Apoteker Aceh Besar pada Jum’at, 18 Oktober 2024, di Desa Ajee Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya. Seluruh Apoteker yang hadir dibagi menjadi tujuh tim, dengan masing-masing tim berjumlah tiga orang yang akan bertamu ke rumah warga untuk melakukan edukasi terkait TB dalam rangka World Pharmacists Day 2024.

https://iainews.net/masyarakat-sehat-apoteker-bahagia-edukasi-tuberkulosis-di-hari-apoteker-sedunia/

Layanan Apoteker dalam Pelayanan TB

Materi workshop juga menyoroti bentuk nyata peran apoteker dalam pelayanan TB, antara lain:

1.Pengkajian dan Pelayanan Resep

Melalui e-Puskesmas dan sistem resep elektronik, apoteker memastikan dosis, jenis obat, dan potensi interaksi sesuai standar terapi TB.

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Edukasi pasien dilakukan dengan berbagai media seperti brosur, aplikasi Tanya Obat, program ESPRESO (Edukasi Apoteker Seputar Obat), hingga kanal digital seperti website Masyarakat Peduli Perbekalan Farmasi (Madu Besi).

3. Pemantauan Efek Samping Obat (MESO)

Apoteker aktif melaporkan dan memantau efek samping obat melalui sistem nasional e-MESO, email pelaporan, maupun survei berbasis formulir daring.

4. Pemantauan Terapi Obat

Apoteker memantau keteraturan minum obat pasien dengan spreadsheet terintegrasi, grup WhatsApp “Jika Satu Tetap Kuat Kita Bersinar”, hingga laporan rutin agar tidak ada pasien yang putus berobat.

5. Home Pharmacy Care

Bagi pasien yang sulit mengakses layanan, apoteker melakukan kunjungan rumah untuk memastikan terapi tetap berjalan sesuai rencana.

Strategi dan Inovasi Menjadi Kunci

Pelayanan farmasi biasa saja tidak cukup. Di Puskesmas Cakung, strategi dan inovasi dikembangkan melalui:

  1. Support System

Dukungan menyeluruh dari pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga, serta komunitas masyarakat menjadi penguat utama. Inisiatif kreatif seperti Pharmavenger (Farmasi Avenger) hadir sebagai bentuk kolaborasi lintas sektor dalam mengampanyekan kepatuhan berobat.

  1. Self-Efficacy

Apoteker berperan membangun keyakinan diri pasien melalui konseling sesuai kebutuhan, pendekatan ramah (hospitality), serta penyediaan media edukasi inklusif seperti flash card untuk tuna rungu dan label braille untuk tuna netra. Program INTI KOMPAS (Edukasi Farmasi Tiada Henti Komunikasi Masyarakat Pasien Disabilitas) menjadi salah satu contoh inovasi untuk menjangkau semua lapisan pasien.

  1. Utilization of Technology

Pemanfaatan teknologi dilakukan dengan penggunaan aplikasi, database digital, hingga media visual. Edukasi berbasis media visual terbukti meningkatkan motivasi dan pengetahuan pasien. Selain itu, telepharmacy “Si Tayo” dikembangkan untuk memperluas akses konseling obat secara daring. Spreadsheet digital monitoring TB juga digunakan untuk melacak kepatuhan minum obat pasien secara real-time.

Baca Juga  HUT IAI ke-70, PC IAI Bandar Lampung Semarak Rayakan Bersama Apoteker dan Masyarakat

Penutup

Data dari Cakung menjadi pengingat bahwa kasus TB masih tinggi, namun upaya kolaboratif tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat dapat memutus rantai penularan sekaligus memastikan pasien menyelesaikan pengobatan. Apoteker, dengan empati, edukasi, dan komunikasi yang tepat, berperan vital dalam meningkatkan kepatuhan terapi pasien TB.

Melalui pelayanan yang komprehensif—mulai dari pengkajian resep, informasi obat, pemantauan efek samping, hingga strategi inovatif berbasis teknologi—apoteker hadir bukan sekadar sebagai pemberi obat, tetapi sebagai pendamping perjalanan kesembuhan pasien.

“Mari bersama menjadi apoteker yang peduli, berempati, dan berkolaborasi dalam meningkatkan kepatuhan serta kepercayaan diri pasien dan masyarakat dalam eliminasi tuberkulosis,” demikian pesan apt. Windi Wikandari menutup sesi workshop.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90