Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Marah dengan Diksi Positif

Marah dengan Diksi Positif Aulia Rahim Channel
banner 120x600
banner 468x60

KISAH ini berawal dari seorang anak yang berbuat nakal dan usil. Saking sebelnya sang ibu tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memarahinya.

Suatu hari sang anak asyik bermain tanah dan pasir. Sementara itu sang ibu sedang menyiapkan makanan untuk para tamu. Makanan sudah siap tersaji di ruang tamu. Tuan rumah dan para tamu sudah menghadap ke hidangan yang sangat menggoda.

Iklan ×

Marah dengan Diksi Positif Aulia Rahim Channel

Ketika acara makan hendak dimulai, tiba-tiba sang anak masuk dengan santai  dan menaburkan pasir yang ada di genggaman tangannya atas makanan. Sang ibu langsung marah dan berkata, “Pergi ke Masjidil Haram, jadilah imam di sana!”

Sang ibu marah dengan diksi positif. Ketika marah pun keluar di bibirnya diksi positif yang kelak berpuluh tahun kemudian menjadi kenyataan.

Baca Juga  Berhenti Minum Antibiotik Setelah Merasa Baikan: Mengundang Bencana Diam-Diam

Sang anak tumbuh menjadi hafiz Al-Qur’an dan kemudian menjadi imam Masjidil Haram. Bukti kekuatan diksi positif walaupun diucapkan dalam kondisi marah, membawa keberkahan bagi sang anak.

Sang anak itu ialah Syekh Abdurrahman As-Sudais. Sang Imam Masjidil Haram.

Apabila diksi positif dalam kemarahan pun membawa kebaikan bagi yang diberikan. Bagaimana jika diksi positif digunakan dalam kesembuhan? Kita dianjurkan untuk membiasakan diri dalam menggunakan diksi positif, terlebih penggunaannya dikala diri ini sakit dan berharap kesembuhan.

Diksi positif akan memberikan dampak yang luar biasa pada kesembuhan, jika kita bisa menerapkannya dan membiasakannya, baik itu didengarkan ataupun diucapkan.

Secara tidak langsung, diksi positif pun akan tertanam di dalam diri, apapun yang kita alami kelak yang keluar dari mulut kita berupa ucapan diksi positif yang memberikan energi kebaikan untuk diri sendiri maupun orang-orang di sekeliling.

Baca Juga  Apoteker dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Belajar dari ibunda sang imam pada kisah tersebut. Bagaimana bisa beliau menerapkan diksi positif padahal dalam kondisi marah?

Biasanya orang yang dalam kondisi marah, akan keluar dari mulutnya berbagai kata-kata yang tidak enak didengar. Semua kata yang dilontarkan berisikan hal-hal negatif.

Sebaliknya, apabila di dalam diri kita sudah terekam kuat mengenai diksi positif, dikala marah pun akan dilontarkan diksi-diksi positif.

Kita hubungkan dengan dikala sakit. Apapun sakit yang kita rasakan, jikalau sudah terbiasakan menggunakan diksi positif dan tertanam kuat di dalam diri, hanya akan ada diksi-diksi positif yang terucapkan separah apapun penyakit yang dialami.

Diksi positif akan berbuah hal-hal yang positif. Begitu pula sebaliknya, diksi negatif akan membuahkan hal-hal negatif. Layaknya, kebaikan akan berbalas kebaikan dan keburukan akan berbalas pula dengan keburukan.

Baca Juga  Komunikasi Efektif Antara Apoteker dan Pasien

Masihkah kita tidak mau menerapkan dan menanamkan diksi positif ke dalam diri? Agar kelak ketika marah pun diksi positif yang akan keluar saat dalam kondisi marah.

Biasakan diri dari sekarang menggunakan diksi positif dalam berbagai hal termasuk untuk kesembuhan diri. Dengan diksi positif kita akan semakin semangat dan yakin dalam proses penyembuhan diri.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90