MAKASSAR, IAINews – Mitra Farma Indonesian (MFI) bekerjasama dengan DKT Indonesia menggelar webinar kefarmasian bertema “Menjaga Efektivitas Pil KB Darurat: Panduan Levonogestrel 1.5 mg Precoital dan Postcoital” pada Senin, 14 Juli 2025 melalui zoom dan youtube menghadirkan 1000 peserta .
Webinar ini menghadirkan 3 pemateri, yaitu apt. Christiana Meliana.,S.SI.,M.M.Kes seorang DKT Indonesia Trainer, dr. Thesa Ananda Prima (Medical Advisor) dan apt. Anissa Chusnul Ayusha(Manager Andalan Pills).
Dipandu oleh apt. Yuri Pratiwi Utami.,S.Farm.,M.Si sebagai MC sekaligus moderator yang membuka acara webinar tersebut.
Dalam pemaparannya, apt Christiana Meliana membawakan topik bagaimana menjaga efektivitas Pil KB Levonogestrel 1.5 mg Precoital dan Postcoital.
Menurut apt. Christiana Meliana, populasi di Indonesia per Maret 2025 sudah mencapai 285. 258.008 jiwa. Ini merupakan peningkatan yang sangat besar dan saat ini Indonesia menduduki posisi ke 4 negara dengan penduduk terbesar di dunia.
Peningkatan populasi disebabkan oleh berbagai factor. Diantaranya angka kelahiran yang tinggi, kepedulian masyarakkat terhadap Kesehatan yang terus meningkat, faktor ekonomi dan sosial, serta kebijakan pemerintah terkait dengan kelahiran.
Factor lain adalah kurangnya edukasi dan akses KB yang mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.).
Lebih lanjut dikatakan, peningkatan jumlah populasi akibat KTD (kehamilan yang tidak direncanakan/diinginkan) ini merupakan salah satu faktor utama tejadinya peningkatan populasi.
KTD terjadi disebabkan kurangnya akses dan informasi mengenai kontrasepsi, kegagalan kontrasepsi, hubungan seksual di luar pernikahan tanpa perlindungan dan keterpaksaan (termasuk kekerasan seksual).
Diungkapkan, pada tahun 2015 – 2019 presentasi KTD sebesar 40 persen atau sebesar 2.820.000 kehamilan di Indonesia, karena tidak menggunakan alat kontrasepsi. Data penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia baru mencapai 30 – 44%.
’’Menjadi tugas kita bersama, [ara tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi,’’ lanjut apt Christiana Meliana.
Menurut WHO terdapat beberapa hambatan peningkatan penggunaan alat kontrasepsi diantaranya terbatasnya dan buruknya akses pelayanan, ketakutan atas efek samping, kontra terhadap budaya dan agama, bias pengguna dan penyedia beberapa metode serta hambatan berbasis gender dalam mengakses layanan kontrasepsi.

Kontribusi Kontrasepsi/KB
Konstribusi KB untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dengan cara mengurangi jumlah kehamilan dan mencegah kehamilan tidak diinginkan. KTD dapat dicegah dengan menggunakan kontrasepsi darurat.
Kontrasepsi darurat merupakan terapi untuk mncegah kehamilan setelah tindakan hubungan seksual yang tidak dilindungi atau tidak cukup terlindungi. KTD ini dapat dicegah hingga 90% dengan menggunakan pil KD dalam waktu 72 jam setelah berhubungan.
Regulasi Pil Kontrasepsi Darurat
Menurut Permenkes Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Kehamilan, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Kontrasepsi serta Pelayanan Pesehatan Seksual, pelayanan kontraspesi darurat ini disebutkan pada pasal 24.
Pada pasal 24 ayat 1, disebutkan, pelayanan kontrasepsi darurat pada ibu yang tidak terlindungi kontrasepsi apabila terjadi hal berikut :
- Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannnya
- Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat
- Kegagalan senggama terputus (misalnya ejakulasi di vagina atau pada genitalis externa)
- Salah hitung masa subur
- AKDR ekspulsi
- Lupa meminum Pil KB lebih dari 2 tablet
- Terlamabat lebih dari 1 minggu untuk sutik KB setiap bulan, dan
- Kehamilan lebih dari 2 minggu untuk suntik KB yang tiga bulanan
Beberapa jenis metode kontrasepsi darurat adalah :
- Intrauterine Device : Dipasang sekali saja, dalam 7 hari setelah berhubungan.
- Kontrasepsi Oral Kombinasi : Dosis 2 x 4 teblet diminum sebelum 72 jam (dosis kedua diminum 12 jam setelah dosis pertama).
- Levonogestrel : Diminum 2 tablet sekaligus sesegera mungkin setelah berhubungan tanpa pengaman sebelum 72 jam.
Efektivitas Pil KB Levonogestrel 1.5 mg Precoital dan Postcoital
Levonogestre, termasuk dalam kelompok progestin yaitu hormon sintesis yang memiliki fungsi seperti progesterone yang akan mengikat reseptor progesterone dan adrogen, yang dapat menunda pelepasan hormon pelepasan gonadotropin dari hipotalamus, levonogestrel akan akan dimetabolisme dihati oleh enzim CYP3A4 dan levonogestrel akan diekskresikan sebagian besar melalui urin (40 – 68 %) dan fesef (16 – 48 %).

Levonogestrel Sebagai Pil KB Kontrasepsi Darurat
Mekanisem kerja levonogestrol sebagai kontarsepsi darurat : menghambat ovulasi, penebalan lendir serviks, memperlambat transportasi sperma, memnghambat implantasi, mencegat pelekatan zigot dilapisan endometrium.
Mekanisme aksi levonogestrel 1.5 mg dapat menjadi pilihan KD yang efektif dalam mencegah kehamilan :
- Memperlambat feedback negative pada hipotalamus sehingga produksi GnRH menurun yang mengakibtakan sekresi FSH dan LH menjadi berkurang. Hal ini mencegah terjadinya ovulasi.
- Levonogestrel menginduksi penebalan lender serviks, yang membantu dengan mengganggu motilitas dan perjalanan sperma
Berdasarkan siklus menstruasi ; hari 1 – 7 dalam siklus 28 hari, pada saat setelah menstrusasi hari 7 – 14 akan terjadi pengeluaran hormon LH yang meransang pengeluaran sel telur. Sehingga hari 1 – 7 dan hari 8 – 12 sangat efektif belum terjadi ovulasi atau pematangan sel telur. Comtoh produk kontrasepsi darurat yaitu postpil mengandung 0.75 mg levonogestrel.
Indikasi kontrasepsi darurat : Keterlambatan penyuntikan kontrasepsi, dosis kontrasepsi oral yang terlewatkan, gagal menggunakan segala bentuk kontrasepsi, jarang melakukan hubungan intim seperti pernikahan jarak jauh, kerusakan kondom, dan pelecehan seksual.
Kapan Levonegstrel 1.5 mg digunakan : Selain indikasi beberapsperma terlanjur keluar di dalam, lupa menggunakan pengaman, dan lupa meminum pil KB reguler lebih dari 3 hari atau terlewat jadwal suntk KB.
Cara Penggunaan Levonogestrel 1.5 mg Postcoital
Diminum 2 tablet sekaligus sesegera mungkin seter;ah berhubungan tanpa pengaman, sebelum 72 jam. Semakin cepat dikomsumsi efektivitasnya semakin tinggi dan semakin ditunda semakin rendah efektivitasnya.
Apakah penggunaan Levonogestrel 1.5 mg bisa digunakan sebelum berhubungan (Precoital) ?
Dapat digunakan precoital yang didukung oleh beberapa artikel penelitian, dapat diterima karena penggunaan LNG 1.5 mg sebelum berhubungan memaksimalkan efektivitasnya untuk mencegah kehamilan, aman digunakan karena minim efek samping, dan komsumsi secara precoital akan meningkatkan kepatuhan Wanita dalam menggunakan pil KB Darurat.
Cara menggunakan Levonogestrel 1.5 mg bisa digunakan sebelum berhubungan (Precoital): Diminum 2 tablet sekaligus sesaat sebelum berhubungan seksual, diminum sesaat sebelum berhubungan maksimal 3 jam sebelumnya.
Siapa yang dapat menggunakan kontrasepsi darurat sebelum berhubungan : h\jarang berhubungan seksual, long distance marriage, tidak nyaman dengan KB Reguler, dan ragu dengan metode tradisional.
Peran Apoteker dalam Merekomendasikan Kontrasepsi :
- Peran apoteker dalam edukasi pil kontrasepsi darurat : informasi dan edukasi penggunaan pil KB yang benar, produk kontrasepsi darurat tidak dimaksud untuk berulang, dan kontrasepsi darurat bukan untuk aborsi.
- Layanan konseling :
- Konsultasi kontrasepsi dengan menjaga privasi, komunikasi yang baik dan mudah dipahami.
- Layanan konseling meliputi : defenisi, mekanisme kerja, cara penggunaan, waktu penggunaan, lama penggunaan, kontaindikasi dan efek samping.
- Perlunya mengumpulkan data pada ssat konseling : terjadi kehamilan atau tidak, adakah kondisi yang membutuhkan perhatian khusus, dan adakah masalah kesehatan yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut misalnya IMS.
Regulasi Kontrasepsi Darurat termasuk dalam pelayanan KB yang dapat diberikan oleh apoteker pada Permenkes No.21 tahun 2021 pasal 27 ayat 2. Apalagi Levonogestrel termasuk OWA yaitu obat keras yang bisa apoteker berikan kepada pasien tanpa resep dokter yaitu UU No 17 tahun 2023, Permenkes 73 tahun 2016 dan Kepmenkes 247 (1990) : 925 (199). Berdasarkan hal tersebut apoteker bisa memberikan edukasi dan pelayanan kontrasepsi darurat walaupun tanpa resp dokter karena termasuk OWA.
Materi yang lain juga disajikan pada webinar ini yaitu bagaimana ketersediaan pil KB darurat levonogestrel 1.5 mg & portofolio Produk DKT Indonesia dan dilanjutan dengan sesi diskusi dan foto bersama yang dirahkan oleh moderator.***