MESKI dianggap sebagai peristiwa yang biasa berlaku sehari- hari, bersin ternyata memiliki fakta yang menarik untuk dicermati.
Tahukah kita, bahwa kecepatan udara saat bersin bisa mencapai 160 kilometer per jam atau sekitar 100 mil per jam?
Terbayang tidak, jika sekali bersin bisa mengeluarkan sekitar 40.000 droplet ke udara? Lalu bagaimana selanjutnya?
Pedulikah kita dengan lingkungan sekitar sebagai imbas dari partikel cipratan bersin yang ternyata dapat berpindah dengan jarak yang jauh, bahkan mencapai lima langkah kaki atau bisa juga lebih?
Fahamkah kita, mengapa ketika bersin, orang tersebut sebaiknya memperhatikan etika dan tidak asal bersin?
Itulah mengapa, saat ingin bersin, sangat penting untuk mengetahui fakta di atas.
Saat beraktivitas di luar ruangan, udara yang bercampur dengan debu dan kotoran akan terhirup oleh hidung. Saat menyentuh bulu hidung, otak menerima sinyal dari sel saraf dan dengan segera memproduksi histamin yang membuat hidung terasa gatal.
Bersamaan dengan itu, otak akan mengirimkan sinyal ke otot tenggorokan dan paru-paru untuk mengeluarkan udara kotor tersebut melalui tenggorokan. Hal ini yang disebut proses terjadinya bersin.
Terkadang ingus atau lendir lunak yang berada dalam rongga hidung akan turut keluar jika tekanan bersin terlalu kuat. Ingus ini membawa serta partikel kotoran yang terdapat pada hidung
Biasanya bersin terjadi ketika benda asing masuk ke hidung. Selain itu, bersin juga biasanya terjadi ketika hidung kemasukan virus.
Itulah sebabnya ketika seseorang terkena flu, sering mengalami bersin. Sebenarnya, bersin bertujuan untuk mengeluarkan benda asing ataupun virus yang masuk ke hidung.
Hal ini tentunya akan mencegah kotoran ataupun virus masuk ke dalam tubuh sehingga tidak menyebabkan penyakit.
Maka dari itu, hal selanjutnya yang harus diperhatikan dan dilakukan agar penularan virus tidak terjadi termasuk juga menghindarkan terjadinya infeksi.
Mungkin, kebanyakan dari kita saat ingin bersin atau batuk, refleks menggunakan tangan untuk menutupinya. Namun sebenarnya, cara tersebut belum sepenuhnya benar.
Pasalnya, bisa saja virus dan bakteri berpindah pada telapak tangan. Setelah itu, menular pada orang lain saat bersalaman.
Oleh karena itu, etika saat bersin sangat perlu diperhatikan. Pada saat seseorang merasa ingin bersin sebaiknya segera ambil sapu tangan, jika tidak, bisa mengunakan tisu untuk menutup hidung, lalu buang tisu bekas pakai tadi ke tempat sampah.
Bagi yang tidak membawa sapu tangan atau tisu, hindari menutup hidung dengan telapak tangan, namun gunakan lengan bagian atas.
Lebih lanjut, terkhusus bagi orang yang beragama Islam, akan memiliki perpsektif tambahan. Bahwa menurut pandangan Islam, bersin sebagai bentuk rasa sayang Allah SWT kepada hambanya.
Hendaknya, tiap umat muslim selalu bersyukur karena dengan bersin dapat terhindari dari segala mikroorganisme yang menyebabkan penyakit.
Bersin menjadi tanda bahwa tubuh kita dalam keadaan baik secara keseluruhan, baik itu sistem saraf, otak, maupun saluran pernapasan.
Itulah menjadi alasan bahwa tiap umat muslim setelah bersin mengucapkan kalimat tahmid, “Alhamdulillah”, artinya segala puji bagi Allah SWT.
Bagi umat muslim lain yang mendengarnya, hendaknya mendoakan atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasullullah saw, yang artinya “Jika salah seorang dari kalian bersin, maka hendaklah ia mengucapkan “Alhamdulillah”.
Hendaklah saudaranya atau kawannya mengucapkan “Yarhamukallah” (Semoga Allah mengasihimu).
Jika dia yang mentdengarkan mengucapkan “Yarhamukallah” maka yang bersin tadi menjawab lagi dengan mengatakan “Yahdikumullah Wa Yushlihu Baalakum” (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu).