HARI Demam Berdarah Dengue (DBD) ASEAN diperingati setiap tanggal 15 Juni. Pada tahun 2025, peringatan ini digaungkan dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan komitmen regional dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD.
Peringatan Hari Demam Berdarah Dengue (DBD) ASEAN /ASEAN Dengue Day ini dipelopori oleh Indonesia pada tahun 2011 melalui Deklarasi Jakarta melawan DBD. Deklarasi ini disepakati oleh 11 negara ASEAN untuk memperkuat kolaborasi regional dalam pengendalian DBD.
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Bagi penderita DBD, gejala yang akan muncul dapat ditandai dengan adanya demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita.
Jumlah Kasus
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, sepanjang tahun 2024 di Indonesia terdapat 244.409 kasus DBD dengan 1.430 kematian.
Adapun di awal tahun 2025, sejak Januari hingga akhir Mei tercatat ada 628 kasus DBD, enam diantaranya sudah meninggal dunia.
Pencegahan dan Penanganan DBD
Umumnya, penyakit DBD ini dapat dicegah melalui gerakan 3M yaitu sebagai berikut:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin seperti bak mandi dan kolam dengan tujuan mengurangi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
- Menutup tempat penampungan air agar nyamuk aedes aegyptitersebut tidak dapat meletakkan telur pada penampungan air.
- Menguburkan barang-barang yang sudah tidak terpakai yang dapat memungkinkan terjadinya genangan air yang menjadi sasaran para nyamuk untuk meletakkan telurnya.
Selain itu, biasanya juga dilakukan fogging atau tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.
Hanya saja, perlu diingat, tindakan ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk. Aktifitas 3 M diatas menjadi kunci utama agar telur, larva atau jentik tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.
Adapun untuk penanganan DBD, sebenarnya dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan menjaga asupan cairan, istirahat yang cukup, dan penggunaan obat penurun demam. Apabila gejala memburuk, sebaiknya segera periksakan ke dokter atau segera ke layanan gawat darurat di faskes terdekat.
Penggunaan Tanaman Obat
Untuk penanganan DBD, selain menggunakan obat / resep dokter, demam berdarah juga dapat diatasi dengan penggunaan beberapa tanaman obat.
Ada beberapa tanaman obat yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi demam berdarah, meskipun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menghasilkan obat yang teruji.
Beberapa diantara tanaman obat tersebut adalah :
- Meniran ( Phyllanthus Urinaria)
Memiliki kandungan yang dapat meningkatkan trombosit darah sehingga sangat baik digunakan sebagai obat alternatif dalam mengatasi demam berdarah dengue (DBD).
Di dalam meniran terkandung zat yang disebut flavonoid yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kadar trombosit dalam darah.
Cara mengatasi DBD dengan meniran adalah siapkan 10 gram meniran, dan 10 gram daun pegagan, kemudian cuci hingga bersih. Rebus campuran tersebut ke dalam 5 gelas air, didihkan hingga tersisa 3 gelas air. Minum secara teratur ramuan ini hingga 3 kali sehari sebanyak 1 gelas.
Selain itu, meniran juga mengandung beberapa senyawa berkhasiat lainnya seperti alkaloid, asam fenolat, tanin, dan triterpenoid.
Selain dapat digunakan untuk mengobati demam berdarah, rebusan daun Meniran juga sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit lainnya seperti penyakit hati, penyakit kelamin, obat batuk, anti-diare, sariawan, panas dalam, dan lainnya.
- Kunyit ( Curcuma Domestica )
Selain bermanfaat untuk mengobati demam berdarah, kunyit juga memiliki khasiat lainnya seperti anti-mikroba, anti-virus HIV, antioksidan, anti-tumor, anti-invasi sel kanker, menghambat perkembangan tumor payudara, dan juga mengobati penyakit pencernaan.
- Pepaya (Carica papaya L.)
Kandungan yang dimiliki oleh pepaya antara lain kontinin, miosmin, glikosida, karposid, karpain, papain. Pepaya yang lebih efektif digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah ialah daun Pepaya.
Adapun manfaat lainnya dari daun pepaya (selain untuk pengobatan demam berdarah) yakni untuk obat pencahar, demam malaria, penyakit cacing, merangsang sistem ekskresi empedu serta membantu proses pencernaan.
Menurut hasil penelitian, kandungan papain dalam daun pepaya memiliki efek terapi pada penderita pembengkakan organ hati, kelamin, mata dan usus halus.
Adanya pembengkakan organ hati ditemukan pada penderita demam berdarah. Daun Pepaya juga memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-koagulan, dan dapat menyembuhkan luka pada lambung dan usus.
- Temu Hitam ( Curcuma aeruginosa )
Dimanfaatkan untuk mengobati penyakit akibat kerusakan sel-sel hati yang biasanya terjadi pada penderita demam berdarah.
Selain itu, Temu Hitam memiliki manfaat lainnya seperti untuk mengobati luka lambung dan usus, penyakit asma, batuk, menambah nafsu makan, mencegah terjadinya obesitas, rematik, dan lainnya.
- Jambu Biji (Psidium guajava)
Sama halnya dengan meniran, jambu biji juga mengandung flavonoid yang dapat meningkatkan kadar trombosit dalam darah.
Dalam daun Jambu biji terbukti mengandung tanin, minyak atsiri, dan minyak lemak. Dalam buahnya mengandung vitamin C yang tinggi.
Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa daun jambu biji sudah terbukti dapat menghambat aktifitas enzim reverse transcriptase dari virus dengue.
Kandungan tanin mampu menghambat enzim reverse transcriptase maupun DNA polymerase dari virus serta menghambat terjadinya pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA.
Menurut uji klinis, pemberian ekstrak kering daun Jambu biji selama 5 hari bisa mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/µl, pemberian ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/µl setelah 12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.
- Beras Angkak
Angkak adalah jenis beras merah dari Tiongkok yang difermentasi dengan ragi Monascus purpureus.
Berbagai penelitian dilakukan membuktikan angkak dapat digunakan sebagai obat DBD. Saat ini, sudah terdapat kapsul ekstrak angkak yang ditujukan untuk meningkatkan kadar trombosit sehingga dapat membantu pasien DBD lebih cepat sembuh.***