Gianyar @IAINews.id – Dalam rangka memperingati Pekan Kesadaran Resistensi Antibiotik Sedunia atau World Antibiotic Awareness Week (WAAW), terlaksana pengabdian masyarakat di Sekolah Dasar Negeri 3 Celuk, Gianyar Bali, pada Jumat 15 November 2024.
Tema WAAW 2024 adalah “Mendidik/Educate, Menganjurkan/Advocate, Bertindak/Act Now” .
Tema ini dipilih berdasarkan masukan dari survei online di antara para pemangku kepentingan di sektor kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan, yang mengumpulkan hampir 200 tanggapan secara global.
Tim pengabdian masyarakat terdiri dari mahasiswa program studi Farmasi Universitas Bali Internasional (UNBI) berkolaborasi dengan Rumah Sakit Ganesha Gianyar meluncurkan inovasi edukasi yang menarik dan penuh warna yaitu flipchart “KARINA”, sebuah alat bantu visual yang dirancang khusus untuk mendekati anak-anak (bocil) dan meningkatkan pemahaman mereka tentang penggunaan antibiotik yang bijak.
dr. I Wayan Agus Gede Manik Saputra bersama mahasiswa farmasi UNBI
Kegiatan ini bukan hanya sekadar kampanye, tetapi juga sebuah upaya nyata untuk menanamkan kesadaran sejak dini tentang bahaya penyalahgunaan antibiotik, yang semakin menjadi isu global.
Mengapa Fokus pada Bocil?
Anak-anak adalah generasi masa depan, oleh karena itu, mendidik mereka tentang penggunaan antibiotik yang benar sangatlah penting.
Penyalahgunaan antibiotik sejak usia dini dapat berisiko menyebabkan resistensi antibiotik, yang merupakan salah satu ancaman kesehatan terbesar dunia saat ini.
Tim pengabdian masyarakat ini menyadari bahwa, untuk mencapai perubahan yang lebih luas, edukasi yang menarik dan mudah dipahami harus disampaikan kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan.
Flipchart “KARINA” hadir sebagai solusi inovatif.
Dibuat dengan gambar-gambar lucu, karakter yang menggemaskan, dan bahasa yang sederhana, flipchart ini bertujuan untuk membuat anak-anak tidak hanya memahami, tetapi juga mengingat dengan baik pesan-pesan penting tentang penggunaan antibiotik yang tepat.
Melalui karakter “KARINA” yang selalu ceria, edukasi menjadi lebih menyenangkan dan mudah diingat oleh para bocil.
Cerita Dibalik “KARINA”
“KARINA” merupakan singkatan dari “Kita Atasi Resistensi Antibiotik Bersama Anak”, dikembangkan oleh dr. I Wayan Agus Gede Manik Saputra, SpKedKlin., SpMK., seorang ahli mikrobiologi klinis yang concern terhadap antimicrobial resistance.
Karakter “KARINA” digambarkan sebagai sosok pahlawan kecil yang siap membantu anak-anak memahami cara tepat dalam menggunakan antibiotik.
Setiap halaman flipchart berisi informasi yang dijelaskan dengan cara yang mudah dipahami oleh anak-anak.
Misalnya, tentang kapan antibiotik harus digunakan, mengapa tidak boleh mengkonsumsi antibiotik tanpa resep dokter, dan apa dampak dari penyalahgunaan antibiotik.
Aktivitas Seru dengan Bocil
Selama WAAW 2024, tim pengabdian masyarakat tidak hanya menjelaskan flipchart “KARINA”, tetapi juga melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas seru.
Mereka diajak untuk berinteraksi langsung melalui permainan dan kuis.
Para murid yang berpartisipasi dalam kegiatan ini juga mendapatkan kesempatan untuk berkreasi, dengan bernyanyi bersama dengan lagu Dagusibu Obat, sehingga mereka mengingat bagaimana cara yang benar untuk menggunakannya.
Hasilnya? Para bocil tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, menjawab pertanyaan tentang antibiotik.
Membangun Kesadaran Masyarakat
Edukasi seperti ini, meskipun menyasar anak-anak, ternyata juga memiliki dampak positif bagi orang tua.
Ketika anak-anak pulang ke rumah dan mulai berbicara tentang antibiotik dengan penuh percaya diri, orang tua mereka pun akan merasa terdorong untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan antibiotik.
Ini adalah langkah penting dalam memerangi resistensi antibiotik, karena perubahan perilaku dimulai dari keluarga, yang kemudian berdampak pada masyarakat luas.
Edukasi berbasis visual seperti flipchart “KARINA” ini terbukti efektif, karena anak-anak dapat memahami konsep yang cukup kompleks dengan cara yang menyenangkan dan penuh warna.
Dengan mengajak anak-anak sebagai agen perubahan (agent of change), diharapkan kesadaran akan pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak bisa tersebar dengan lebih cepat.
Harapan di Masa Depan
Tim kolaborasi pengabdian masyarakat berharap, kegiatan ini tidak hanya berhenti pada peringatan WAAW 2024, tetapi bisa terus diperluas ke sekolah-sekolah, komunitas, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Selain itu, mereka juga berencana untuk mengembangkan materi edukasi lebih lanjut, termasuk video animasi dan aplikasi mobile, agar pesan tentang antibiotik yang bijak bisa terus tersampaikan secara lebih luas dan efektif.
Dengan flipchart “KARINA”, hal ini membuktikan bahwa edukasi tidak harus serius dan membosankan.
Dengan pendekatan yang kreatif dan penuh kasih sayang, anak-anak bisa belajar tentang kesehatan dengan cara yang menyenangkan, dan membawa perubahan nyata dalam kesadaran penggunaan antibiotik di masyarakat.
Ingat, antibiotik itu penting, tapi hanya untuk yang membutuhkan dan sesuai resep dokter.***