Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Sisi Lain Neuro-Marketing: Ketika Janji Tak Terpenuhi

kulpak2
banner 120x600
banner 468x60

Denpasar, IAINews.id – Baru-baru ini dunia farmasi, khususnya sisi kosmetik terutama produk skin care mendapat sorotan.

Banyaknya overclaim pada brand tertentu sehingga memberi dampak pada keselamatan pengguna, menimbulkan keresahan.

Iklan ×

Dalam era pemasaran yang semakin kompetitif, industri farmasi tidak lagi hanya bergantung pada fakta ilmiah dan data klinis untuk memasarkan produk mereka.

Kini, pendekatan yang lebih inovatif dan ilmiah, yaitu neuro-marketing, mulai mengambil peran penting dalam strategi pemasaran.

Program Studi Farmasi Klinis Universitas Bali Internasional melaksanakan kuliah kepakaran dengan topik “The Future of Pharma Marketing: Harnessing Neuro-marketing for Better Outcomes” pada Selasa, 5 November 2024.

Kuliah pakar mendatangkan narasumber, I Gusti Kade Heryadi Angligan, SH., M.Par., yang merupakan praktisi pemasaran hospitality, dimoderatori oleh apt. Ida Bagus Nyoman Maharjana, S.Farm., M.Farm., MARS.

kulpak1

Apa Itu Neuro-Marketing?

Kuliah dibuka dengan pemaparan marketing secara umum, dimana dunia farmasi pun harus memahami bagaimana menjadi pemasar yang bertanggung jawab atas produk yang ditawarkan.

Lebih jauh dijelaskan, bahwa neuro-marketing merupakan studi yang memanfaatkan teknologi untuk menganalisis reaksi otak terhadap iklan dan produk.

kulpak5

Ilustrasi fokus mata pada iklan produk bayi (sumber: internet)

Neuro-marketing menggabungkan ilmu saraf, psikologi, dan pemasaran untuk memahami dan mempengaruhi perilaku konsumen dengan cara yang lebih mendalam.

Baca Juga  Peringati WPD 2024: PSPA UII Dukung Program APOTEKER BERTAMU PP IAI dengan Gelar Workshop IPE Promosi Kesehatan

Pada tahun 2007, tim ilmuwan dari Carnegie Mellon University, Stanford University, dan MIT Sloan School of Management menggunakan Functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) dan Electroencephalogram (EEG), untuk mempelajari apa yang dilakukan otak manusia saat mereka membuat keputusan berbelanja.

Para peneliti menemukan bahwa mereka dapat memprediksi apakah seseorang akan membeli suatu produk dengan menggunakan pencitraan otak, yaitu melihat sirkuit saraf mana yang menyala atau menjadi gelap ketika pelanggan terpapar materi pemasaran.

Ini memungkinkan pemasar untuk memahami emosi konsumen sehingga keputusan untuk membeli terbentuk.

Manipulasi saraf seperti ini nampaknya menyeramkan, tetapi konsumen sudah terpengaruh oleh penawaran yang menggiurkan.

Hal ini sudah terekam di bawah sadar sehingga keputusan membeli menjadi impulsif.

Komponen penting dalam neuro-marketing

  1. Memahami Emosi (Understanding emotion)

Neuro-marketing mengeksplorasi bagaimana emosi mempengaruhi pilihan konsumen, membantu merek/brand menciptakan pesan yang lebih relevan.

  1. Respon Otak (Brain responses)

Teknik fMRI mengukur aktivitas otak sebagai respons terhadap iklan, produk, atau merek, memberikan wawasan tentang apa yang menarik perhatian atau membangkitkan hasrat membeli.

  1. Pelacakan Mata (Eye-tracking)

Metode ini menganalisis di mana konsumen melihat halaman web atau iklan, membantu pemasar memahami elemen mana yang menarik perhatian konsumen.

  1. Pengenalan wajah (Face recognition)

Neuro-marketing menyelidiki mimik wajah ketika konsumen berminat pada suatu produk. Mesin berbasis AI dapat digunakan untuk mengukur ekspresi wajah, kedipan mata, pelebaran pupil, dan gerakan kepala.

Baca Juga  Bersama Apoteker: Merayakan Hari Apoteker Sedunia dengan Edukasi Tuberkulosis di Aceh Singkil

Mengapa Penting untuk Industri Farmasi?

Di bidang farmasi, keputusan pembelian sering kali melibatkan pertimbangan emosional dan rasional.

Konsumen tidak hanya mencari informasi tentang efektivitas dan keamanan obat, tetapi juga merespons dengan cara yang dipengaruhi oleh persepsi, kepercayaan, dan pengalaman pribadi.

Neuro-marketing membantu perusahaan farmasi untuk:

  1. Membangun Hubungan Emosional

Iklan yang berhasil menarik emosi cenderung lebih diingat. Misalnya, kampanye yang menampilkan testimoni pasien dapat membangun koneksi emosional yang kuat.

  1. Meningkatkan Kepercayaan

Dengan memahami bagaimana konsumen merespons pesan yang menyatakan transparansi dan keandalan, perusahaan dapat merancang komunikasi yang lebih meyakinkan.

  1. Menyesuaikan Pesan

Analisis neuromarketing dapat membantu perusahaan dalam merancang pesan yang lebih tepat sasaran, menyesuaikan konten dengan kebutuhan dan harapan audiens yang berbeda.

Contoh Penerapan

Salah satu contoh penerapan neuro-marketing dalam industri farmasi adalah kampanye vaksinasi.

Dengan memahami bahwa banyak orang memiliki ketakutan atau keraguan terhadap vaksin, perusahaan dapat merancang iklan yang menekankan keamanan dan manfaat vaksin dengan cara yang lebih mendalam, misalnya melalui visualisasi yang menggugah hati atau cerita nyata dari individu yang mendapatkan vaksin.

Tantangan dan Etika

“Meskipun neuro-marketing menawarkan banyak potensi, ada juga tantangan dan isu etika yang perlu diperhatikan”, demikian ungkap apt. Ida Ayu Manik Partha Sutema, koordinator prodi Farmasi Klinis pada kesempatan terpisah.

Baca Juga  Ini Dia Deretan Topik Bahasan Menarik Pertemuan Ilmiah Tahunan IAI 2025 di Makassar

kulpak4

Penggunaan teknologi untuk mengukur respons otak harus dilakukan dengan transparansi dan menghormati privasi konsumen.

Selain itu, ada risiko manipulasi, di mana perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk mengeksploitasi ketakutan atau keinginan konsumen.

Neuro-marketing dalam industri farmasi adalah alat yang kuat untuk memahami dan mempengaruhi perilaku konsumen.

Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dan beretika, menghubungkan produk mereka dengan konsumen secara lebih mendalam dan bertanggung jawab.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan pemahaman tentang otak manusia, masa depan neuro-marketing menjanjikan inovasi yang dapat mengubah cara memasarkan obat dan layanan kesehatan.

kulpak3

Diharapkan kuliah kepakaran ini dapat memberi insight baru pada mahasiswa farmasi klinis UNBI untuk membuka wawasan lebih jauh tentang dunia pemasaran farmasi.***

Referensi:

Duque-Hurtado, P., Samboni-Rodriguez, V., Castro-Garcia, M., Montoya-Restrepo, L.A. and Montoya-Restrepo, I.A., 2020. Neuromarketing: Its current status and research perspectives. Estudios gerenciales, 36(157), pp.525-539.

Memisoglu, M., 2020. Marketing communications for over-the-counter drugs and non-pharmaceutical products: the professionals’ perspective. International Journal of Healthcare Management.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90