KUTAI TIMUR, IAI News – Apt. Trianti T Lamba, S.Farm. yang akrab disapa apoteker Ovhan adalah apoteker yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga, Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Saat terpilih sebagai tenaga kesehatan teladan tingkat nasional tahun 2023 lalu, apt Ovhan aktif di PD IAI Kalimantan Timur.
Apt Ovhan adalah wakil sekretaris PD IAI Kalimantan Timur dan juga ketua IYPG (Indonesian Young Pharmacist Group) Kaltim.
Selain itu apt Ovhan juga tergabung di Tim Media Nasional PP IAI mewakili PD IAI Kaltim.
Sebagai apoteker klinis yang sehari-hari melihat perkembangan pasien, membuat apt Ovhan menyadari bahwa pasien sangat membutuhkan pendampingan sampai kondisinya benar-benar membaik.
‘’Terkadang sebagai apoteker, kita menganggap bahwa setelah pasien menerima obat untuk dibawa pulang ke rumah maka tugas apoteker berakhir,’’ tutur apt Ovhan.
‘’Ternyata persepsi itu keliru. Banyak pasien yang sekedar membawa obat pulang ke rumah, tetapi karena kurangnya edukasi dan pantauan akhirnya banyak yang tidak teratur atau tidak patuh meminum obat,’’ lanjut apt Ovhan.
Merasa terpanggil dengan keadaan ini, akhirnya apt Ovhan mencoba melakukan sebuah inovasi sederhana untuk membantu pasien diabetes melitus (DM) melalui layanan yang diberi nama ‘Apoteker Mantau (Apoman)’
Layanan Apoman sebuah layanan berbasis website dan operating system (OS) android yang berfungsi untuk memantau dan mengingatkan jam minum obat pasien serta jam penyuntikan insulin.
“Layanan ini terhubung dengan WhatsApp pasien dimana pengingat dan petunjuk penggunaan obat akan terkirim ke WA penggguna setiap menjelang jam minum obat,’’ jelas apt Ovhan.
‘’Layanan ini dilakukan khusus untuk pasien yang telah dirawat di RSUD Kudungga Kutai Timur, Kalimantan Timur. Aplikasi ini dapat diunduh pada ponsel khususnya pengguna android,’’ urai apt Ovhan.
Tak hanya itu, layanan ini dilengkapi dengan fitur ‘tanya apoteker’ yang merupakan layanan untuk berinteraksi dengan apoteker dan berkonsultasi soal obat.
Layanan ‘tanya apoteker’ ini terbuka untuk masyarakat luas. Selain itu, layanan ini disertai dengan fitur edukasi yang berisi artikel-artikel tentang obat diabetes serta video tentang cara penggunaan insulin.
Inovasi ini kemudian diikutkan dalam seleksi Tenaga Kesehatan Teladan, sebuah program dari Kementerian Kesehatan yg diberikan kepada Tenaga Kesehatan karena pengabdian, prestasi kerja dan inovasinya.
Pada tahun 2023, seleksi ini diadakan secara bertingkat mulai dari kabupaten, provinsi hingga ke nasional.
‘’Mengikuti seleksi tenaga Kesehatan teladan ini sama sekali nothing to lose, saya mengikuti seluruh tahap tanpa membuat target apa-apa.,’’ kenang apt Ovhan.
‘’Mulai dari membuat makalah, video bahkan penilaian atau survei lapangan saya ikuti dan jalani dengan santai karena motivasi saya ikut sekedar untuk ikut berpartisipasi dan menunjukkan karya sederhana saya,’’ tutur apt Ovhan.
‘’Tapi ternyata di luar dugaan, Tuhan membawa ke tahap yang luar biasa dan akhirnya dinyatakan sebagai Juara 1 Tenaga Kesehatan Teladan kategori Tenaga Kefarmasian RSUD,’’ papar apt Ovhan.
‘’Saya kemudian ditunjuk sebagai perwakilan Provinsi Kalimantan Timur untuk menuju seleksi tahap nasional dan lagi-lagi di luar dugaan, saya bisa terpilih menjadi salah satu Tenaga Kesehatan Teladan kategori Tenaga Kefarmasian RSUD,’’ papar apt Ovhan tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.
‘’Waktu itu saya bersama 17 orang lainnya yang terdiri dari 6 tenaga kefarmasian RSUD, 6 tenaga kefarmasian puskesmas dan 6 tenaga kefarmasian RSUP vertikal Kemenkes RI,’’ jelas apt Ovhan.
Saat berkesempatan berbincang dengan IAINews, apt Ovhan menceritakan, pada tahun 2023, seleksi Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan dilakukan secara bertahap, yakni dari tingkat kabupaten, provinsi lalu nasional.
Untuk di tingkat kabupaten, masing-masing instansi mengirim perwakilan lalu diseleksi dan pemenangnya kemudian dinyatakan sebagai tenaga kesehatan teladan kabupaten.
Tenaga Kesehatan teladan Tingkat kabupaten ini kemudian dikirim untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi dan bersaing dengan tenaga kesehatan dari kabupaten/kota yang lain.
‘’Pemenang di tingkat provinsi kemudian dikirim ke tingkat nasional untuk mengikuti seleksi dan bersaing dengan tenaga Kesehatan teladan atau nakesdan dari provinsi lain,’’ ungkap apt Ovhan.
‘’Masing-masing peserta mengirim makalah, video inovasi dan slide presentasi yang kemudian diseleksi oleh panitia. Peserta lalu dipanggil untuk mengikuti presentasi dan wawancara,’’ tutur apt Ovhan.
‘’Dari hasil seleksi tersebut kemudian terpilih 6 besar yang kemudian dinyatakan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan tingkat nasional dan berhak menerima penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan (Nakesdan) Tingkat Nasional,’’ ujar apt Ovhan.
Tak hanya inovasi, dalam penilaian ini ada beberapa point penilaian lain yakni keterlibatan dalam organisasi, pengabdian masyarakat dan tentunya keaktifan dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat.***