SAMARINDA, IAINews.id – PD IAI Kalimantan Timur merayakan HUT IAI Ke-69 dengan berbagai pengetahuan bersama warga RT 01, perumahan pegawai Pemprov Samarinda, pada Sabtu, 22 Juni 2024 lalu.
Kali ini dua apoteker memberikan penyuluhan mengenai cara mencegah tuberkulosis yang measih menjadi momok sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
Di hadapan puluhan warga, apt. Ayunita Tiara Siska Prillia, S.Farm., anggota bidang Pengabdian Masyarakat PD IAI Kaltim sekaligus apoteker praktisi Puskesmas, memaparkan bahwa Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri tersebut menyerang tubuh manusia terutama paru-paru.
Gejalanya bisa berupa batuk berdahak maupun tidak berdahak, penurunan berat badan, demam dan berkeringat di malam hari.
Penyakit ini pun sangat mudah menular yakni melalui droplet yang terinfeksi di udara yang keluar ketika penderita batuk, bersin, berbicara ataupun menyanyi.
Orang yang menghirup udara yang terkontaminasi droplet tersebut dapat tertular TBC.
Tak hanya menjelaskan tentang gejala dan cara penularan penyakit TBC, Ayunita juga menjelaskan cara-cara untuk mencegah Tuberculosis.
Cara mencegah tuberkulosis yang paling mudah adalah tidak membuang ludah dan dahak di sembarang tempat, menutup mulut ketika batuk atau bersin dengan masker, menggunakan alat makan dan minum sendiri serta selalu menggunakan masker saat kontak dengan orang lain.
Lalu jika sudah terkena TBC, cara mendapatkan obatnya pun tidak sembarangan.
Obat TBC termasuk dalam golongan obat keras sehingga untuk mendapatkannya harus menggunakan resep dokter dan hanya dapat ditebus di sarana kefarmasian resmi seperti apotek, puskesmas, klinik atau rumah sakit.
“Menurut data, Indonesia merupakan negara dengan estimasi kasus tertinggi ke-2 di dunia setelah India,’’ ungkap Ayunita.
‘’Diperkirakan kasus TBC meningkat sebesar 1.060.000 kasus per tahun. Karena itu rawatlah paru-paru dengan gigih, terapkan pola hidup bersih dan sehat agar tidak terserang penyakit TBC”, ujar Ayunita yang berpraktik di Puskesmas Pasundan ini mengakhiri pemaparannya.
Sesi kedua dilanjutkan dengan penyuluhan materi tentang “Resistensi Antimikroba” yang disampaikan oleh apt. Trianti Taruk Lamba’, S.Farm.
Dalam sesi ini, Trianti Taruk Lamba’ yang saat ini merupakan Wakil Sekretaris PD IAI Kaltim dan juga apoteker praktisi rumah sakit, menjelaskan berbagai hal mengenai antimikroba.
Yakni seputar pengertian, jenis, contoh antimikroba juga penyebab terjadinya resistensi antimikroba, dampak serta cara mencegah terjadinya resistensi antimikroba.
Mengawali paparannya, Trianti Taruk Lamba’ menjelaskan, antimikroba adalah obat-obatan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab terjadinya penyakit.
Adapun penggolongan obat antimikroba terdiri atas anti bakteri, anti jamur, anti parasit dan anti virus.
Tak hanya menjelaskan teori, Trianti juga memberikan contoh-contoh obat yang termasuk dalam golongan antibakteri, antijamur, antiparasit dan antivirus.
Resistensi antimikroba atau biasa dikenal dengan kekebalan antimikroba adalah suatu kondisi ketika bakteri, virus, jamur dan parasit tidak lagi merespon obat antimikroba.
Akibat resistensi obat, antibiotik dan obat antimikroba lainnya menjadi tidak efektif dan infeksi menjadi sulit atau tidak mungkin diobati sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit, penyakit parah, kecacatan bahkan kematian.
Adapun faktor dan kontributor utama penyebab resistensi antimikroba adalah karena penyalahgunaan antimikroba khususnya antibiotik yang sering digunakan secara tidak bijak dan rasional.
Bahkan ada yang menggunakan tidak berdasarkan rekomendasi dari dokter.
“Mulai sekarang jangan membeli antibiotik tanpa resep dokter dan apabila mendapat obat antibiotik, selalu konsultasikan kepada dokter atau apoteker terkait cara penggunaannya”, ujar Trianti Taruk Lamba mengakhiri paparannya.
Antusiasme para peserta mengikuti penyuluhan ini sangat tinggi, terbukti dari banyaknya respon dari peserta baik berupa pertanyaan maupun sharing pengalaman.
Namun karena keterbatasan waktu, maka sesi penyuluhan dan tanya jawab harus diakhiri.
Kegiatan peringatan HUT 69 tahun IAI ini walaupun dilaksanakan secara sederhana namun seru dan berkesan terutama bagi para peserta.
Setelah sesi penyuluhan selesai, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan dalam setiap perayaan ulang tahun.
Acara potong tumpeng dipandu oleh apt. Andi Alfian Amdar, S.Farm. selaku Master of Ceremony (MC) dan dilakukan oleh Ketua PD IAI Kalimantan Timur yang kemudian secara simbolis diberikan kepada Wakil Ketua II PP IAI, apt. Drs. Muh. Nasruddin, Dewan Penasihat PD IAI Kalimantan Timur, apt. Dra. Linawati dan kepada ketua kader Posyandu RT 01, Rusmyanti.
Sebagai puncak sekaligus penutup acara, tim kerja mengadakan games dan pembagian doorprize.
Lagi-lagi para peserta sangat antusias mengikuti games ini dan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga dapat membawa pulang salah satu doorprize yang telah disiapkan oleh tim kerja.
Satu sesi wajib yang tak boleh ketinggalan sebelum acara ditutup dan peserta meninggalkan tempat acara adalah foto bersama.
Dalam sesi ini warga berbaur dengan para apoteker untuk mengabadikan momen langkah ini.
Di akhir acara, Rusmyanti selaku ketua kader Posyandu RT 01 mengatakan bahwa sangat bersyukur dan berterima kasih karena kompleks RT 01 menjadi pilihan apoteker Kaltim untuk merayakan ulang tahun sekaligus menjadi tempat edukasi.
Senada dengan ketua kader, salah satu peserta yang paling aktif yakni Endang Sulistiowaty menyampaikan kesan terhadap acara ini.
“Acaranya sangat menarik, materinya mudah dimengerti dan sangat bermanfaat. Harapan kami kegiatan ini dapat berkelanjutan sehingga menambah wawasan kami selaku ibu rumah tangga tentang penggunaan obat yang baik dan benar,” harap Endang.***