Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Menko PMK Muhadjir Effendy : Pemberdayaan IAI Penting Dalam Pembuatan dan Penegakan Peraturan Perundangan di Indonesia

menko
YB Satya Sananugraha ketiga dari kiri
banner 120x600
banner 468x60
menko
YB Satya Sananugraha ketiga dari kiri

SOLO, IAINews – Perubahan konteks kesehatan global menuntut peran yang lebih besar dari tenaga kesehatan dalam pencegahan penyakit, bukan hanya dalam pengobatan penyakit.

‘’Bagi apoteker Indonesia, paradigma pelayanan yang berorientasi pasien menjadi tantangan untuk memberikan layanan yang tidak hanya berupa layanan terbaik, namun juga efektif dan efisien,’’ tutur Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) RI, Prof Dr Muhadjir Effendy, M.AP dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kualitas Kesehatan dan Pembangunan kependudukan, YB Satya Sananugraha pada upacara pembukaan PIT dan Rakernas IAI 2023 yang diselenggarakan di Solo, Kamis, 24 Agustus 2023 lalu.

Iklan ×

Lebih lanjut dikemukakan, perubahan konteks kesehatan global ini membutuhkan transformasi kesehatan.

Ini sebagai upaya dalam mengubah sistem kesehatan yang sudah ada untuk meningkatkan layanan kesehatan, memperluas akses, dan mengurangi disparitas dalam pemberian pelayanan pada pasien.

Menurut Muhadjir Effendy, terdapat enam jenis transformasi layanan kesehatan yang perlu diperhatikan.

Baca Juga  Gerakan Apoteker Menanam Pohon Kayu Putih: Langkah Hijau HISFARIN PD IAI Sul-Sel untuk Lingkungan Berkelanjutan

Transformasi tersebut antara lain transformasi layanan primer terutama dalam upaya promotif dan preventif, transformasi layanan rujukan rumah sakit, transformasi ketahanan kesehatan, transformasi sistem kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Lebih lanjut Muhadjir Effendy menyoroti dampak globalisasi terhadap Indonesia yang tidak mungkin dihindari.

Dampak tersebut diantaranya terjadi transisi demografis yang menyebabkan meningkatnya populasi lansia sehingga populasi pasien geriatri pun meningkat.

Selanjutnya globalisasi juga menimbulkan transisi epidemiologis yang meningkatkan kemunculan penyakit degeneratif yang berakibat pada tingginya biaya yang dibutuhkan dalam penangannya.

Dengan semakin mudahnya akses informasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, perilaku masyarakat terhadap layanan kesehatan juga ikut berubah, di mana masyarakat semakin menuntut pelayanan yang bermutu.

‘’Globalisasi sendiri juga menimbulkan suatu tantangan berupa kemunculan industri jasa kesehatan berorientasi profit yang jauh dari semangat pemerataan,’’ ungkap Muhadjir Effendy seperti disampaikan YB Satya Sananugraha yang akrab disapa Sani.

Oleh karena itu Menko PMK berharap melalui Pekan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia di tahun 2023 ini, peran apoteker dapat dikembangkan untuk memperkuat ketahanan nasional di bidang kesehatan.

Baca Juga  Implementasi Aspek SMKI ISO 27001 dalam Aplikasi SIAp IAI

Apoteker sendiri menjadi kunci dalam perubahan kesehatan yang semakin dinamis.

Dalam rangka mewujudkan apoteker yang mampu menjalankan perannya dengan sebaik dan seoptimal mungkin, pemberdayaan organisasi profesi, dalam hal ini Ikatan Apoteker Indonesia, sangat diperlukan dalam pembuatan peraturan dan penegakan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Selain itu organisasi profesi juga diharapkan mampu mendorong anggotanya agar dapat menciptakan pelayanan prima yang terintegrasi dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan pula, apoteker memiliki peran strategis dalam pelayanan kesehatan di bidang obat dan pengembangan obat, terutama obat tradisional.

Pengembangan obat terutama obat herbal di Indonesia sangat lambat, semua berhenti di proses produksi oleh industri farmasi.

Hal ini menjadi tantangan untuk para apoteker kedepan untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan industri farmasi dan semua sektor yg terlibat, yang di harapkan penemuan obat baru di bidang herbal terus berkembang dan bisa diproduksi di Indonesia.

Baca Juga  Dosen UNIVERAL Raih Penghargaan Poster Terbaik di PIT 2024 dengan Inovasi Anti-Aging

Rakernas dan pit ini menjadi momentum untuk para apoteker untuk menambah ilmu dan sharing pengetahuan sehingga dapat berkolabari dalam pengembangan produk obat di Indonesia kedepanya.

Apoteker memiliki kemampuan mengelola obat mulai dari proses pembuatan,penyimpanan sampai proses pendistribusian.

Jelas Hal ini akan jauh lebih baik dari kisah seekor Panda yang bersikeras berlatih Kungfu dalam sebuah film, jika para apoteker bisa terus berinovasi dan berkolaborasi.

‘’Ini peran strategis apoteker dan saya yakin apoteker mampu melakukannya,’’ tegas Muhadjir Effendy.

Di akhir sambutannya, Menko PMK, Muhadjir Effendy mengajak apoteker untuk terlibat dalam penanganan penyakit TBC dan tengkes (stunting) sebagai implementasi Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanganan TBC dan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Penurunan Angka Stunting.(apt. Meutia Faradilla, M.Si, apt Nurhasan)***

 

 

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90