SEOUL, IAINews – Empat apoteker sekaligus dosen STIKes Salsabila Serang berhasil lolos menjadi presenter oral di Congress of the FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Associations).
Dosen STIKes Salsabila itu adalah Dr. apt. Yusransyah, M.Sc (Dosen dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia) dan Dr. apt. Sofi Nurmay Stiani, M.Sc (Dosen dan Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kabupaten Pandeglang).
Dua dosen STIKes Salsabila yang lain adalah apt. Asti Yunia Rindarwati, M.Farm (Dosen dan Anggota Ikatan Apoteker Indonesia Kota Bandung) dan apt. Farahdina Chairani, M.Clin.Pharm (Dosen dan Anggota Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Banten).
FAPA Congress merupakan salah satu kegiatan kongres farmasi terbesar di Asia yang diselenggarakan oleh organisasi apoteker skala Internasional.
Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dua tahun sekali. Pada tahun 2024 ini, kegiatan diselenggarakan pada tanggal 29 Oktober – 02 November di COEX (Convention & Exhibition Center), Seoul, Korea Selatan.
Kali ini mengambil tema ‘New Generation Pharmacists in Asia: Pharmacist Integrated Role of Enhance Care and Pharmaceutical Science’.
FAPA Congress menjadi peluang besar bagi Apoteker Indonesia yang berperan sebagai peneliti mendesiminasikan hasil penelitiannya, tak .
Tak terkecuali 4 Apoteker dosen STIKes Salsabila Serang. 3 Bidang penelitian yang desiminasikan oleh Apoteker STIKes Salsabila Serang, yaitu Farmasi Sains, Farmasi Komunitas, dan Farmasi Rumah Sakit dan Klinik.
Dr apt Yusransyah, M.Sc, menyampaikan presentasi bertajuk ‘Contribution of Pharmacists in the Poorest City in Banten Province-Indonesia, in Improving People`s Quality of Life Through Collaborative Research’.
Penelitian ini menganalisis terkait kontribusi para Apoteker yang berpraktik di Fasilitas Kesehatan Primer (Puskesmas).
Termasuk evaluasi implementasi standar pelayanan kefarmasian di Puskemas Kabupaten Pandeglang dengan pendekatan Farmakoekonomi.
Penelitian ini sangat penting dilakukan, karena Pelayanan Kefarmasian menjadi salah satu ujung tombak pengobatan dan tanggung jawab Apoteker secara langsung terkait sediaan farmasi terhadap pengobatan untuk mencapai peningkatan kualitas hidup pasien.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pelayanan kefarmasian di Kabupaten Pandeglang provinsi Banten saat ini menunjukkan perkembangan yang baik dari sebelumnya dan termasuk intervensi program yang cost-effective.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan evaluasi dalam penentuan kebijakan pemerintah dan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di fasilitas Kesehatan wilayah Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Pandeglang.
Sementara Dr apt Sofi Nurmay Stiani, MSc, menyampaikan hasil penelitian berjudul ‘Formulation and Antioxidant Activity of Apigenin Peel-Off Gel Mask and Clay Mask’
Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan masker peel-off dan clay serta menguji aktivitas antioksidan pada senyawa apigenin.
Hasil penelitian ini menunjukkan senyawa apigenin yang terdapat pada tanaman seledri dapat diformulasikan menjadi sediaan masker peel-off dan masker clay serta memiliki aktivitas antioksidan yang baik.
Sediaan formulasi masker apigenin tersebut memiliki efektivitas dalam penghambat penuaan dini dan pencerah wajah.
Penelitian ini berpotensi menghasilkan inovasi produk kosmetik dari senyawa apigenin yang nantinya dapat dipatenkan.
Dosen STIKes Salsabila selanjutnya yang menampilkan hasil penelitiannya adalah apt Farahdina Chairani, M.Clin, Pharm dengan judul ‘The Effect of Polypharmacy and Potentially Inappropriate Medications on The Fall Risk And Katz Index in Aging Patients: A Prospective Study On Hospital’
Lansia sering kali mengonsumsi banyak obat sekaligus, yang dikenal sebagai polifarmasi dan menerima obat yang mungkin tidak tepat.
Polifarmasi dan obat-obatan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko efek samping seperti jatuh dan menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penelitian ini penting untuk membantu dokter dan tenaga kesehatan dalam memahami pengaruh polifarmasi dan ketepatan penggunaan obat sebagai upaya mengurangi risiko jatuh dan mempertahankan kemandirian lansia.
Hasilnya dapat menjadi dasar pengembangan strategi manajemen obat untuk lansia guna meningkatkan kualitas hidup mereka.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam penentuan kebijakan terapi pada pasien lansia sehingga dapat menurunkan risiko jatuh dan meningkatkan kemandiriannya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Apt Asti Yunia R, M.Farm menjadi dosen STIKes Salsabila berikut yang menyampaikan hasil penelitiannya.
Kali ini Asti Yunia menampilkan presentasi berjudul ‘Development of Digital Service “Sahabat DM” Sustainable Healthy Lifestyle Education to Lower Hba1c Values and Improve the Quality of Life of Type 2 Diabetes Mellitus Patients in the City of Bandung Indonesia’.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah yang sering muncul pada pasein DM, yaitu kurangnya akses penderita terhadap edukasi kesehatan berkelanjutan, terutama yang terkait dengan gaya hidup sehat.
Akibatnya terjadi peningkatan nilai HbA1c dan penurunan kualitas hidup pada penderita diabetes.
Penelitian ini berfokus pada pengembangan layanan digital bernama “Sahabat DM,” yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat yang berkelanjutan bagi penderita diabetes melitus tipe 2 di Bandung, Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan nilai HbA1c pada pengguna, mencerminkan perbaikan dalam kontrol diabetes.
Pada penelitian ini, peningkatan kualitas hidup peserta diharapkan terlihat dari aspek kesehatan fisik, kesejahteraan mental, dan kepuasan sosial mereka, mengingat edukasi yang diberikan berfokus pada keberlanjutan gaya hidup sehat.
Pada akhirnya, kegiatan FAPA Congress ini diharapkan dapat membuat para apoteker Indonesia, khususnya para akademisi, untuk berperan lebih aktif, dalam bidang penelitian sehingga dapat ikut serta secara langsung dalam perkembangan kemajuan keilmuan kefarmasian.
Diharapkan pula para apoteker dan dosen STIKes Salsabila Serang dapat selalu mengikuti kegiatan berskala Internasional yang nantinya dapat memberikan dampak dan kebermanfaatan positif terhadap perkembangan kampus dan tentunya keilmuan di bidang kefarmasian.***